Serambiupdate.com Fenomena sampah yang terus menerus menjadi ancaman ketidaknyamanan khususnya terkait kesehatan lingkungan, masih saja dialami masyarakat, di antaranya yang tinggal di perumahan Belina Klapanunggal.
Rosi Feirina Ritonga selaku ketua kegiatan mengungkapkan "di antara dampak negatif yang secara fisik dirasakan masyarakat adanya bau tidak sedap dan sekumpulan lalat sebagai bibit penyakit. Maka dari itu, kami hadir untuk memberikan penanganan sampah agar tidak menimbulkan penyakit," ujarnya.
Pengangkutan sampah yang dilakukan sepekan sekali, belum mampu secara totalitas mengurangi penumpukan sampah yang kian meningkat sebanding lurus dengan jumlah penduduk.
Atas dasar itulah, Dosen Pendidikan Biologi dan PGSD FKIP Uhamka melalui Program LPPM Uhamka menawarkan solusi berupa Pemanfaatan Sampah (Takakura dan Ecobricks) pada masyarakat Perumahan Belina Klapanunggal.
Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, (16/01/2020) tersebut dihadiri oleh 25 peserta dari 20 peserta yg sebelumnya telah dikirim undangan. Adanya penambahan jumlah ini menunjukkan antusias masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan berjalan lancar, Alhamdulillah. Dari paparan materi yang disampaikan juga mendapat respon positif dari masyarakat.
Dalam proses pelaksanaannya, masyarakat ikut terlibat secara langsung pada proses simulasi dan demonstrasi dengan ketersediaan media berdasarkan kelompok yang telah dibentuk.
Menurut tim pelaksana, berdasarkan komentar yang dituliskan peserta melalui angket yang disebar, diperolah hasil bahwa masyarakat mengaku mendapat ilmu yang sangat bermanfaat. Selain itu, mereka berharap adanya monitoring dan kunjungan berikutnya untuk melihat hasil akhir dari proses lanjutan yang dilakukan dari pemanfaatan sampah untuk dijadikan takakura dan ecobricks ini. (An. M.s)