Nilatul Faizah, Mahasiswa Uhamka
Dimasa pandemi seperti saat ini atau biasa kita sebut dengan Covid-19 membuat sekolah dan perguruan tinggi di seluruh dunia termasuk Indonesia tidak bisa melaksanakan pembelajaran secara langsung, sehingga pemerintah menciptakan kebijakan baru dalam dunia Pendidikan yaitu sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pembelajaran jarak jauh adalah kegiatan belajar mengajar secara online atau daring yang biasanya menggunakan zoom, google meet, dan yang lainnya. Untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran jarak jauh kita memerlukan fasilitas yang memadai seperti laptop/computer, handphone, wifi, dan kuota internet.
Diberlakukannya
kegiatan pembelajaran jarak jauh dari bulan Maret hingga saat ini adalah untuk
mencegah terjadinya penularan virus covid-19 yang mana nantinya akan
meningkatkan pertumbuhan angka penyebaran virus covid-19. Yang pemerintah
lakukan dalam mengambil langkah ini adalah untuk melindungi guru, dosen, siswa,
mahasiswa dan keluarga mereka agar tidak terpapar virus mematikan ini.
Kegiatan
pembelajaran jarak jauh (PJJ) memiliki dampak positif dan negatif. Tidak sedikit orang-orang yang merasakan
dampak dari masa pandemi ini mulai dari pengusaha yang pendapatannya menurun,
pekerja kantoran yang terkena PHK, dan
pelajar yang harus bersekolah di rumah. Namun yang paling terkena dampak
dari pandemi ini adalah siswa-siswi SD dan SMP dimana seharusnya mereka masih
membutuhkan pengajaran secara efektif dari guru namun mereka harus dipaksakan
belajar mandiri di rumah masing-masing dengan didampingi orang tua dimana
mereka sendiri juga memiliki kesibukan.
Dampak positif yang dapat diambil dari kegiatan pembelajaran jarak jauh yaitu, yang pertama memicu percepatan transformasi Pendidikan dimana sistem teknologi tentunya membutuhkan institusi Pendidikan, guru, siswa, dan orang tua untuk melek teknologi, ini sangat mempercapat transformasi teknologi Pendidikan yang tentunya berdampak positif karena pemanfaatan teknologi di dunia Pendidikan sejalan dengan era Revolusi Industri 4.0 yang terus berkembang. Yang kedua adalah penerapan ilmu dalam keluarga, jadi ini menjadi kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan ilmu di tengah-tengah keluarganya baik hanya dengan berdiskusi kecil atau mengajarkan ilmu yang didapat. Ilmu yang diterapkan secara langsung akan berpengaruh tidak hanya bagi yang mengaplikasikan tetapi juga bagi yang menerimanya.
Dampak positif yang ketiga adalah siswa dapat diawasi langsung oleh orang tua, para ahli meyakini bahwa peran orang tua dalam kehidupan seseorang akan berdampak luas dan dengan pegawasan orang tua anak akan mudah untuk memantau perkembangannya secara langsung maka dari itu keterlibatan orang tua sangat penting agar anak berprestasi di sekolah.
Selain
dampak positif sistem pembelajaran jarak jauh ini juga memiliki beberapa dampak
negatif seperti, dampak yang pertama adalah siswa mudah stress karena banyaknya
tugas yang diberikan oleh para guru dalam sehari dan waktu pengumpulan yang
terlalu singkat sehingga hal itu akan membuat siswa tertekan lalu menjadi
stress terlebih lagi banyak siswa yang tidak paham dengan apa yang diajarkan
karena terkadang para guru hanya memberikan sebuah video tanpa menjelaskannya
ulang. Dampak yang kedua adalah terancamnya putus sekolah, naiknya risiko putus
sekolah dikarekan anak terpaksa bekerja untuk membantu keuangan keluarga
ditengah krisis pandemi. Dan yang terakhir adalah kecanduan gadget, karena
hampir setiap hari mereka melihat layar handphone tidak hanya untuk belajar
namun untuk bermain game seperti ML,free fire,PUBG Mobile dan lainnya sehingga
membuat mereka susah untuk melepas handphone dari tangan mereka yang mana
nantinya itu akan memberikan efek samping yang berbahaya bagi diri mereka.
Masa pandemik Covid-19 dalam pembelajaran daring memiliki dampak positif dan negatif. Seyogyanya sebagai pelajar kita dapat meminimalisir dampak negatif dan fokus pada dampak positif. Dampat tersebut wajar
jika terjadi dalam pelaksanakan sistem baru di dunia Pendidikan.