(Alfalah Rizky Sulaiman / Mahasiswa Uhamka)
Serambiupdate.com Mungkin diantara kita banyak yang bertanya-tanya mengenai hal ini,
apakah kita benar-benar belajar atau hanya tatap muka? Apakah semua siswa atau
mahasiswa benar-benar mendapatkan ilmu dengan benar dan tepat? Mungkin awal nya
kita hanya mengira bahwa pandemi ini hanya bersifat sementara lalu bisa kembali
dengan normal, nyata nya tidak, tiba tiba metode belajar ini diperpanjang dan
hampir dijadikan permanen.
Namun hal itu dibantah oleh segelintir
masyarakat, terutama para penerus bangsa dan guru, sistem belajar secara daring
sebenarnya tidak terlalu efektif, apalagi hanya mengandalkan zoom dan platform
lainnya untuk mengirim tugas dan bertatap muka dengan siswa, mengapa saya
bilang tidak efektif? Karena tidak ada yang bisa menjamin para siswa ini
memperhatikan atau mendengarkan, bahkan menurut riset data, angka tertinggi
terjadi pada aplikasi game dan hiburan lain.
Hal diatas bisa saja menjadi faktor
pendukung anak-anak semakin malas untuk belajar dan mengerjakan tugas, dan
terkadang ada orang tua yang tidak memperhatikan anak nya dalam hal pendidikan,
karena masih sibuk dan pusing dengan biaya sekolah, rumah, dan kebutuhan
lainnya. Dan mungkin sekarang sedang banyak terjadi aksi demo tentang masalah
biaya sekolah yang terlalu mahal, karena hal itu banyak universitas yang
mendemo didepan kampus untuk menurunkan biaya yang tidak perlu, seperti biaya
gedung dan fasilitas lainnya.
Karena yang dikhawatirkan adalah akan
banyak perusahaan yang akan kesulitan untuk menerima lamaran para lulusan sarjana
covid ini, karena rata-rata banyak yang tidak bisa melakukan praktek atau
magang pada saat pandemi, jadi mungkin akan muncul sebuah keraguan tersendiri,
terlebih lagi dinegara berkembang seperti kita, tidak ada yang bisa menjamin
para pencari pekerjaan ini untuk hidup sejahtera dan terjamin hidup nya