(Rizky Amanda Putri/ Mahasiswa Uhamka)
Seambiupdate.com
Wabah virus Covid- 19 menjadi pandemi global dalam waktu yang cukup singkat,
kurang dari 5 bulan virus ini sudah menyebar ke berbagai Negara di dunia,
termasuk Indonesia. Virus Covid-19 ini membuat melumpuhnya aktivitas manusia di
penjuru dunia sehingga manusia merasa asing oleh negaranya sendiri karena
pergerakannya dibatasi. Kelumpuhan pada segi ekonomi semakin parah dengan
adanya lockdown terhadap aktivitas ekonomi masyarakat.
Pandemi Covid-19 ini sudah ada sejak tahun lalu yang
mengakibatkan krisis ekonomi di berbagai dunia, terutama Indonesia. Di
Indonesia sendiri hal ini menjadi masalah yang sangat besar karena diskoneksi
antara ekonomi, manusia dan lingkungan dalam strategi pembangunan Indonesia.
Dari awal masa pandemi hal ini cukup dirasakan oleh semua masyarakat Indonesia,
khususnya yang bekerja di perusahaan seperti pabrik dan perusahaan lainnya.
Banyak karyawan yang menjadi pengangguran karena terkena PHK.
Rata- rata karyawan yang terkena PHK adalah masyarakat
menengah ke bawah sehingga mereka mengalami kesulitan dalam hal keuangan.
Walaupun pemerintah sudah banyak memberikan bantuan untuk masyarakat, bantuan
tersebut berupa kebutuhan bahan pokok atau uang. Tetapi masih ada oknum- oknum
yang menghalalkan segala cara untuk melakukan kecurangan, seperti mengurangi
jumlah atau kualitas dari barang yang akan diberikan kepada masyarakat.
Padahal ketahanan pangan sangat diperlukan pada masa pandemi
seperti sekarang. Sehingga peran Kementerian Koperasi dan UMKM diperlukan untuk
mendata dan membina pelaku usaha kecil yang kemudian disinergikan dengan
kebutuhan Kementerian Perindustrian saat memberdayakan pelaku usaha mikro ke
dalam kegiatan industri para pengusaha. Stimulus dari pemerintah untuk membantu
industri kecil dan sektor informasi melewati masa pandemi sangat diperlukan.
Harapannya, sektor riil akan mulai bergerak dan secara perlahan masyarakat
kembali memiliki daya beli dan bisa membuka lapangan pekerjaan.