Serambiupdate.com. Saat ini, program pendidikan di sekolah maupun universitas harus mampu memenuhi kebutuhan talenta digital yang saat ini masih kurang di Indonesia. Indonesia masih memiliki permintaan yang besar akan talenta digital. Pasalnya, akselerasi transformasi digital yang digunakan pemerintah membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Wanita pendiri Bukalapak Anne Regita geek / technical learning manager ini mengatakan bahwa jarak atau gap antara kursus sekolah dan perkuliahan dengan kebutuhan dunia kerja terlalu jauh, dan materi yang diajarkan di sana belom bisa menyelesaikan masalah pasar/dunia kerja. Ia mengatakan: "Berawal dari perbedaan pembelajaran bahasa pemrograman yang di ajarkan pada saat mereka belajar di sekolah maupun universitas dan pada saat melamar pekerjaan, terdapat gap yang besar, itulah mengapa kami membuat program seminar dan mentoring, karena kami melihat Indonesia masih kekurangan talenta digital yang dibutuhkan'' DevCon 2021 Agenda-Accelerating the Indonesian Digital Economy diselenggarakan oleh Bisnis, Indonesia, Kamis (25/2/2021).
Seiring berjalannya waktu, pengembang kursus machine learning kode Dia Dewi Setiani mengakui bahwa Indonesia membutuhkan talenta digital dalam jumlah besar setiap tahunnya. Namun, ia yakin bahwa perubahan bisa dimulai dari dirinya sendiri.
Ia mengatakan, "Pada awal tahun keenam, lebih dari 385.000 pengembang dari seluruh Indonesia bergabung dengan kami, dan sebanyak 1.000 pengembang merupakan anggota perusahaan rintisan yang menggunakan program decoding."
Sementara itu, Head of Data Science Indonesia/Data Scientist Gojek Alamsyah Hanza mengatakan hal urgensi saat ini adalah masyarakat Indonesia yang melek data, karena dengan mengenali data mereka bisa mendapatkan informasi dan bisa mewujudkan mimpi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Berdasarkan riset Amazon Web Services (AWS) dan AlphaBeta mencatatkan hanya 19 persen dari seluruh angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai keahlian di bidang digital. Padahal dibutuhkan 110 juta talenta digital baru untuk mendukung ekonomi pada 2025.