Karya Hilda Lestari
(Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan UHAMKA)
Pendidikan adalah hal pokok yang akan menopang kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kualitas dan sistem pendidikan yang ada. Tanpa pendidikan, suatu negara akan jauh tertinggal dari negara lain. Kualitas pendidikan di Indonesia pada saat ini masih sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan di antaranya oleh data UNESCO tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun.
Memikirkan pendikan di Indonesia memang belum ada habisnya. Kompleksitas masalah yang ada di dalam dunia pendidikan nasional memang sangat menguras pikiran dan tenaga anak-anak bangsa yang memang sangat concern untuk memperbaiki kondisi pendidikan nasional ini dari waktu ke waktu.
Adapun tujuan dari pendidikan Indonesia saat ini memang sudah cukup mulia, seperti yang tertuang di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, yaitu membentuk pribadi manusia yang berakhlak dan bertaqwa kepada Allah Subhannahu wata’alla, tetapi sepertinya masih gugup di dalam prosesnya, sehingga belum bisa menemukan arah yang pasti untuk menuju kepada tujuan tersebut secara komprehensif. Belum lagi tidak adanya Blueprint yang dimiliki oleh negara ini dalam hal pengaturan dan pemetaan pendidikan nasional. Hal ini menambah ketidakjelasan arah pendidikan nasional kedepannya.
Secara garis besar, ada 3 faktor utama penghambat kurang berkembangnya kualitas pendidikan di Indonesia. Yaitu :
1.
Fasiliat Pendidikan Kurang Memadai
fasilitas
pendidikan kerap kali menghambat
kegiatan belajar mengajar. Sebab banyak sekolah-sekolah yang bangunannya tak
layak pakai. Atau kurangnya fasilitas seperti meja belajar, kursi, buku maupun
perlengkapan teknologi. Salah satu faktor pendukung berkembangnya pendidikan yaitu
sarana dan prasarana, tentunya hal ini sangat penting apabila disekolah-sekolah
sarana dan prasarana masih saja belum memadai akan mempengaruhi proses belajar mengajar
pendidik. Sarana dan prasarana sangat perlu dan bagian terpenting untuk
menunjang keterampilan siswa agar siap bersaing terhadap pesatnya teknologi dan
sarana prasarana merupakan hal yang bagian terpenting yang mana perlu disiapkan
secara cermat dan berkesinambungan sehingga dapat dijamin selalu terjadi KBM
yang lancar.
2.
Kurang Tenaga Pendidik
Jumlah
kekurangan tenaga pendidik di Indonesia jumlahnya fantastis. Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Supriano mengakui kekurangannya saat ini berjumlah 3.017.000
guru. Penyebebaran tenaga pendidik masih belum merata hingga kepelosok
pedesaan, minat para tenaga pendidik untuk mengabdi di tempat terpencil masih
sedikit di mana banyak di antara mereka yang terindikasi ingin pindah ke
perkotaan. Untuk menjadi guru PNS sendiri, ijazah saja tak cukup. Mereka harus
mengikuti pelatihan dulu agar kualitas pendidikan juga baik. Pemerintah harus segera pemerataan guru yang kini menumpuk di pusat ibu kota provinsi.
Kedua, mengusahakan supaya tes CPNS ada formasi guru yang diisi di
sekolah-sekolah.
3.
Pendidikan Yang Kurang
Merata Khususnya Daerah Yang Jauh Dari Kota
Pendidikan
yang masih belum merata ini menjadi salah satu masalah pendidikan di Indonesia.
Ini menjadi topik hangan bagi pemerintah dalam memberantas masalah pendidikan
di negeri ini. Kemiskinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
pendidikan di Indonesia. Pemerintah
hanya memfokuskan peningkatan kualitas pendidikan pada kaum elit di kota-kota
besar dibandingkan dengan peningkatan kualitas pendidikan pada kaum bawah yang
berada di pelosok. Peran pmerintah kurang maksimal dalam memeberikan fasilitas
yang memadai, seperti : perbaikan bangunan sekolah, pengadaan buku-buku, perbaikan akses
jalan menuju sekolah, serta pengadaan akses jaringan internet dan peralatan
teknologi yang menunjang proses belajar-mengajar