Karya Indah Syafrina Lubis
Mahasiswa FKIP Uhamka
Di era pandemi covid-19 saat ini, Indonesia merupakan salah satu
negara yang terkena dampak paling besar. Sejak pertengahan Maret 2020,
Indonesia membuat status bahaya Pandemi Covid-19, sehingga semua warga
Indonesia harus melakukan 5M yaitu “Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun
dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi
dan interaksi”, kemudian melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)
selama dua minggu berniat untuk memutus tali penyebaran Virus Corona atau dikenal
dengan sebutan Covid-19.
Dalam kondisi pandemi saat ini, banyak bidang yang terkena dampaknya,
salah satunya adalah bidang pendidikan. Semua peserta didik dan tenaga pendidik
terpaksa melakukan kegiatan belajar dan mengajar dari kediamannya
masing-masing. Dengan kondisi seperti itu, semua kalangan terutama dalam bidang
pendidikan merasa kaget karena belum pernah merasakan kondisi seperti itu dan
menjadikan pembelajaran daring memiliki kendala yang cukup serius.
Ada beberapa kendala yang akan saya sebutkan seperti berikut ini.
Yang pertama adalah kendala mengenai penggunaan teknologi. Bagi
tenaga pendidik seperti dosen maupun guru yang sudah berumur, hal ini tidaklah
menyenangkan karena mereka di paksa untuk memahami teknologi yang mana mereka
tidak “melek” dengan hal itu, itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
adaptasi dan cukup membuang waktu yang lama untuk lancer dalam soal teknologi
dalam gadget.
Yang kedua adalah kendala mengenai sarana pembelajaran, ini masalah
yang cukup besar mengenai kendala pembelajaran online karena tidak semua
masyarakat Indonesia mempunyai sarana pembelajaran yang cukup baik seperti
gadget untuk melakukan video conference dan kuota internet yang harganya
relatif mahal untuk kalangan masyarakat menengah kebawah, belum lagi soal
kendala jaringan sinyal yang bisa saja terjadi kapan saja saat pembelajaran
daring. Namun, langkah pemerintah cukuplah bagus dalam membantu para peserta
didik dan tenaga pendidik dalam pembelajaran jarak jauh dengan cara memberikan
kuota gratis khusus digunakan untuk pembelajaran saja, bagi yang menerima kuota
tersebut ada batasan dalam penggunaannya seperti tidak bisa untuk bermain game
ataupun membuka sosial media.
Yang ketiga adalah mengenai para peserta didik yang bermain-main
saat pembelajaran jarak jauh atau daring. Hal ini menjadi faktor yang juga
sering terjadi ketika melaksanakan aktivitas belajar di rumah. Karena siswa
terlalu merasa santai dengan adanya belajar dari rumah. Tidak sedikit peserta
didik yang bermain game saat pembelajaran jarak jauh, hal ini membuat
pembelajaran jarak jauh tidak efektif karena tidak terpantau oleh guru. Namun
dalam masalah ini, peran otang tua sangatlah penting, mereka harus sering
mengawasi putra putri nya tetap berada di jalan yang benar saat belajar jarak
jauh.
Pada intinya, semua kendala itu memanglah tidak mudah bagi peserta
didik maupun tenaga pendidik karena kita jika kita sudah menyelesaikan suatu
kendala atau masalah, akan timbul masalah baru yang mungkin lebih sulit untuk
di lewati karena peserta didik tidak terpantau langsung oleh guru. Maka dari
itu, alangkah baiknya jika semua elemen masyarakat baik peserta didik maupun
tenaga pendidik dan juga pemerintah harus saling bersinergi dalam menyelesaikan
semua masalah tersebut, karena saya yakin disetiap ada masalah akan ada solusi terbaiknya.