Karya Afifah Farah Azzahra
(Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UHAMKA)
Apa kabar pendidikan di Indonesia? Bagaimana
caranya agar transfer pendidikan dapat diterima? Mengapa mengusung Islam yang
berkemajuan? Kiranya, mungkin itu menjadi selayang pandang seputar pendidikan. Benar,
kan?
Berbicara soal pendidikan, manusia tak
akan lepas menggali ilmu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sekecil apa pun hal
tersebut akan dapat diketahui melalui ilmu. Hal tersebut menjadi realitas bahwa
pendidikan sangat lekat dalam diri manusia. Meskipun setiap tanggal 2 Mei diperingati
sebagai Hari Pendidikan Nasional, dalam kehidupan sehari-hari kabar pendidikan tak
akan habis untuk dibahas guna mencerdaskan kehidupan bangsa.
Problematik pendidikan menjadi hal
yang paling fundamental dan hak seluruh anak Indonesia. Namun, status sosial di
dalam masyarakat sangat beragam, sama halnya dengan pendidikan. Tak semuanya
berada di taraf yang sama. Meskipun begitu, sudah seharusnya seluruh anak di Indonesia
mendapatkan pendidikan secara merata.
Kiranya, seluruh elemen dalam kehidupan
memengaruhi pola hidup masyarakat. Tiap anak di Indonesia memiliki karakter
yang berbeda. Segala upaya perlu dilakukan oleh pendidik agar transfer
pendidikan dapat diterima peserta didik. Pengunaan metode, media, dan sumber
belajar hingga program perbaikan dan pengayaan demi menyiapkan pendidikan yang
berkualitas. Namun, perlu adanya penambahan bumbu, implikasi antara pendidik
dan peserta didik perlu menyatu untuk melihat inovasi dan kreasi anak sebagai
bentuk mencerdaskan dan menyejahterakan bangsa. Dengan mengusung “Islam Berkemajuan”,
hal ini menegaskan bahwa pendidikan merupakan jati diri bangsa sebagai gerakan
pencerahan untuk Indonesia.
Maka dari itu, sejalan dengan
ungkapan Buya HAMKA, “Biarpun seribu kapal tenggalam di lautan. Namun,
cita-cita manusia tidak pernah padam”. Begitulah pemikiran yang benar untuk anak
Indonesia, pendidikan bisa ditemukan di mana saja, dipelajari oleh siapa saja,
dan dicari kapan saja. Dengan begitu, eksistensinya dibutuhkan untuk membangun
peradaban, memajukan kebudayaan, dan memerdekan kehidupan bangsa bagi generasi penerus
Indonesia.
Begitu pula dengan ungkapan Nelson Mandela,
“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world”.
Indonesia butuh mencetak generasi emas yang berpendidikan sebagai penerus
bangsa. Dengan pendidikan dapat mengubah dunia, maka dapat pula mengubah Indonesia.
Kenyataannya, Indonesia butuh generasi bangsa untuk membangun peradaban melalui
pendidikan. Kalau bukan anak Indonesia, siapa yang memajukan pendidikan di
Indonesia?