Karya Farhan Ramadan
(Mahasiswa Teknik Informatika FT UHAMKA)
Pada tahun 2020 sampai dengan hari ini dengan hadirnya virus Corona (Covid-19) telah memorak-porandakan dunia sehingga berdampak terhadap berbagai sektor terutama sektor ekonomi dan kesehatan yang menjadi fokus dan konsentrasi seluruh dunia. Lalu bagaimana keadaannya dengan sektor pendidikan?
Pada Bulan April 2020 lalu UNESCO telah mencatat bahwa terdapat 1,5 miliar siswa diseluruh dunia terdampak pandemi Covid-19. Pandemi yang melanda dunia terutama indonesia secara tiba-tiba telah memaksakan pembelajaran kita untuk beradaptasi dengan waktu yang cepat dan tanpa persiapan yang matang. Pembelajaran yang semula dilakukan dari ruang kelas dengan tatap muka menjadi di ruang virtual dengan tatap maya. Kita harus bisa beradaptasi dan memanfaatkan sebuah teknologi sebagai sebuah solusi. Faktanya bahwa pembelajaran berbasis online memang menyenangkan dan memudahkan dikarenakan kita dapat mengakses dimanapun dan kapanpun materi yang disampaikan pengajar dalam bentuk teks ataupun video, tanpa batas ruang dan waktu selama kita masih terhubung dengan koneksi jaringan internet.
Sementara dampak yang ditimbulkan dari adanya pembelajaran berbasis online bagi para pelajar adalah kouta internet yang kurang memadai dikarenakan pendistribusian paket internet yang kurang terdistribusi dengan baik, dan signal yang mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar dikarenakan ada beberapa peserta didik bahkan harus menaiki suatu tempat yang lebih tinggi untuk mendapatkan signal demi keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Bagi para pendidik merasa kaget dan beradaptasi dengan cepat dikarenakan harus merubah sistem mengajar yang semula offline menjadi online.
Ada beberapa langkah yang dapat kita jadikan untuk bermuhasabah bersama sebagai bentuk perbaikan sistem pendidikan diIndonesia khususnya pembelajaran online:
1. Memperbaiki ketimpangan sarana dan
prasarana digital yang terjadi dikota-kota besar dan didesa-desa terpencil
diseluruh Indonesia. Dikarenakan demi keberlangsungan kegiatan belajar
mengajar.
2. Semua pengajar di Indonesia harus
diberikan sosialisasi terkait dengan menggunakan teknologi secara cepat,efektif
dan menyenangkan. Pengajar memberikan sebuah pelajaran kepada pelajar adalah
suatu kewajiban tetapi ketika pengajar membuat sebuah desain pembelajaran yang
membuat kegiatan belajar dan mengajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak
membosankan adalah seni.
3. Platform online untuk pemberian materi
dan pemberian tugas yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun tidak terbatas
ruang dan waktu. Karena kita mempunyai daya tangkap yang berbeda-beda dalam
menangkap pembelajaran dan tidak bisa disamaratakan kecepatannya. Menyediakan
ruang diskusi online dimana terdapat 2 ruang yaitu : pelajar dengan pelajar
dapat berkomunikasi, dan pelajar dengan pengajarnya.
Langkah-langkah seperti Ini bisa mengubah
paradigma dan masalah-masalah yang ada pada gaya pendidikan lama kita. Kondisi belajar dirumah bukan menjadi ajang
kita untuk sibuk rebahan dan bermalas-malasan, dengan kondisi ini kita dapat
melatih menajamen waktu dalam mengekplore materi pembelajaran, dan melatih softskill
yang kita miliki. Kedepannya sistem pembelajaran blended learning sudah
mulai harus di canangkan di dunia pendidikan. Dimana metode pembelajaran online
dan offline akan dimanfaatkan untuk tercapainya kurikulum pembelajaran.
Sistem pendidikan yang baru ini bisa terealisasikan jika kita semua yang
terlibat didalamnya mau merubah paradigma kita terhadap pendidikan dan berperan
lebih aktif untuk mengusahakannya demi Indonesia yang lebih baik lagi.
Kalau bukan kita, siapa lagi ?
Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?