Karya Zahrah Triandhany
Mahasiswa FEB Uhamka
Tahun
ini adalah tahun kedua covid-19 membuat semua aktivitas manjadi berbeda pada
tahun-tahun sebelumnya. Sekolah manjadi salah satu sektor yang sangat terdampak
terhadap adanya covid-19 ini. Awal virus ini terdeteksi di Indonesia, kemetrian
pendididkan langsung mengambil tindakan untuk menutup sekolah sementara. Upaya
penutupan sekolah ini adalah untuk mencegah penularan virus.
Pada
saat awal-awal peraturan tersebut diterapkan disekolah, tidak semua sekolah
dapat beradaptasi dengan cepat terhadap peraturan tersebut. Terlihat ada banyak
berita yang negative pada saat itu terhadap kebijakan ini. Mulai dari sekolah
yang belum beradaptasi dengan teknolgi, siswa yang tidak mengerti tentang
apapun selama belajar dirumah, bahkan sampai pada kasus penganiayaan anak yang
dilakukan oleh orang tua terhadap anak ketika sekolah dirumah.
Sekolah dirumah dengan sistem daring masih dilakukan sampai saat ini. Namun, pemerintah, khususnya Ibukota Jakarta sudah mulai melakukan uji coba untuk melakukan sekolah langsung tatap muka dengan peraturan-peraturan protokol kesehatan yang ada. Uji coba ini dilakukan untuk menambah efektivitas belajar siswa. Namun, menurut beberapa orang tua masih keberatan jika anaknya melakukan sekolah langsung karena mereka khawatir anaknya terkena virus yang saat ini masih terus bertambah. Dilihat dari kasus-kasus baru saat ini, banyak kasus terdeteksi dar sektor pendidikan.