Karya Vivi Nurvadilah
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Uhamka
Pandemi
COVID-19 ternyata memberikan masalah yang kompleks bagi generasi muda. Demikian
pernyataan Organisasi Buruh Internasional (ILO) dalam laporan
berjudul “ILO Monitor: COVID-19 and The World of Work, Fourth Edition”,
atau Monitor ILO: COVID-19 dan Dunia Kerja, Edisi Keempat. Masalah tersebut
terdiri dari kehilangan kesempatan kerja, mengganggu proses mengembangkan diri
melalui pendidikan dan pelatihan untuk mendapatkan keterampilan tertentu dan
menghambat para generasi muda yang sedang berusaha untuk masuk dunia kerja atau
berpindah pekerjaan.
Kita
bisa lihat ribuan sarjana baru lulus dari berbagai universitas setiap tahunnya
dan mereka siap memasuki dunia kerja. Namun untuk mendapatkan kerja tidaklah
mudah, apalagi saat situasi perekonomian di Indonesia tidak menentu akibat
terdampak pandemi COVID-19.
Menteri
Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mengatakan pandemi COVID-19 telah meningkatkan
pengangguran. Tercatat ada 3,5 juta orang Indonesia yang telah di-PHK di saat
pandemi, ditambah hampir 7 juta pengangguran terbuka, sehingga total
pengangguran saat ini sudah mencapai 10,3 juta orang.
Sejumlah
sarjana tahun 2020 dan calon sarjana tahun 2021 merasa khawatir dalam mencari
pekerjaan. Beberapa kehawatiran mereka meliputi, persaingan kerja lulusan baru
makin ketat dan rasa percaya diri yang menurun.
Banyaknya
info lowongan pekerjaan yang terdapat di sosial media atau aplikasi pencari
kerja tidak membuat para freshgraduate akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan
yang diinginkan, beberapa merasa insecure untuk melamar, karena persyaratannya
yang rata-rata menginginkan pelamar setidaknya memiliki pengalaman kerja
minimal satu tahun di bidangnya. Di masa pandemi seperti ini saingan para
lulusan baru bukan hanya dengan sesama lulusan baru saja tetapi juga
orang-orang yang kena PHK. Tak hayal perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan
lebih tertarik dengan pelamar yang terkena PHK karena jelas mereka sudah
memiliki pengalaman kerja. Lalu, beberapa dari mereka juga merasa cemas dengan
situasi lapangan kerja di Indonesia terlebih di tengah wabah ini. Melihat
banyaknya pelamar yang melamar pekerjaan yang sama membuat beberapa dari mereka
menjadi stress. Belum lagi mendapat tekanan setelah mendengar dan melihat
teman-teman lain lebih beruntung sudah mendapatkan pekerjaan. Hal ini yang
membuat rasa percaya diri mereka menurun untuk bersaing di dunia kerja.