Serambiupdate.com Dalam sebuah kegiatan pengabdian masyarakat, tim dosen Fakultas Farmasi dan Sains (FFS) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA atau Uhamka adakan pelatihan menanam tanaman obat di lahan sempit dan pembuatan sabun ramah lingkungan kepada warga Rusun Rorotan RT 001 RW 014 atas kerjasama dengan LPPM Uhamka.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Ahad pagi, 25 Juli 2021 secara daring melalui zoom meet dan dihadiri 25
orang warga perwakilan dari Dasawisma, Poktan, Bank Sampah, Jumantik, dan PKK karena situasi masih dalam kondisi pandemi
Covid-19 dan PPKM maka kegitan ini terlaksana secara daring.
Kegiatan ini memiliki tujuan untuk mengenalkan Sustainable Lifestyle yang penting dilakukan oleh masyarakat
perkotaan untuk memelihara lingkungan tempat tinggal, terutama di masa pandemi
ini saat sebagian besar orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Sustainable lifestyle atau gaya hidup berkelanjutan
merupakan konsep pengembangan kehidupan yang mampu menyediakan kebutuhan hidup
manusia untuk saat ini dan untuk generasi yang akan datang. Salah satu konsep
hidup sustainable adalah dengan
mendaur ulang (recycle) dan meminimalisir sampah (less waste). Namun tidak hanya itu,
masih banyak lagi yang dapat dilakukan. Bagi warga Rusun Rorotan, walaupun
tidak memiliki lahan di sekitar tempat tinggalnya, tetap dapat menanam tanaman
di balkon atau depan pintu rumah dengan metode vertikultur ataupun menggunakan
pot.
Tanaman obat
banyak digunakan saat ini, karena banyak manfaatnya dalam rumah tangga, misal
untuk bahan masakan dan membuat ramuan pemelihara imunitas. Manfaat untuk
lingkungan sekitar rusun juga jelas, menghasilkan oksigen, mengurangi panas
karena cuaca, dan memperindah lingkungan.
Tahyatul Bariroh
M. Biomed selaku pemateri dan Dosen
FFS Uhamka menjelaskan mengenai menanam tanaman obat di
lahan sempit bahwa “bidara,
mint, murbei, dan rosemary dapat kita tanam sendiri di pot dengan teknik yang
cukup mudah, sehingga tidak ada
alasan sulit bagi kita dalam menanam tanaman ini”,
jelasnya.
Masing-masing
peserta juga diberikan berupa pot gantung sebagai salah satu media untuk
menanam secara vertikultur dan beberapa tanaman obat berupa herba dan perdu
yang pertumbuhannya cukup cepat, dapat diperbanyak dengan teknik yang cukup
mudah, dan dapat tumbuh di lahan sempit atau terbatas seperti di balkon atau
depan pintu rumah masing-masing unit rusun mereka.
Dilain pihak, apt Sofia Fatmawati MSi selaku pemateri dan dosen FFS Uhamka menjelaskan
dalam pemaparannya bahwa “kegiatan rumah tangga
penghasil limbah adalah mencuci. Mengapa demikian? Karena sebagian besar warga
melakukan kegiatan cuci-mencuci dengan deterjen yang limbahnya sulit terurai oleh
lingkungan. Menggunakan sabun ramah lingkungan (sabun tanpa SLS atau Sodium Lauryl Sulfate) untuk mandi dan mencuci baju dapat menjadi solusi,” tuturnya.
Ia menambahkan, “sabun
tanpa SLS ini
dapat di buat sendiri oleh warga dengan teknik cold processed
menggunakan campuran berbagai jenis minyak, seperti minyak kelapa, minyak zaitun,
dan bahkan minyak jelantah” tambah
Sofia Fatmawati.
Minyak jelantah yang
merupakan limbah rumah tanggapun dapat digunakan sebagai campurannya, dan akan
memiliki nilai ekonomi lebih. Minyak jelantah sebelum digunakan sebagai bahan
baku pembuatan sabun, dapat dibersihkan dari bau dan kotoran menggunakan arang
aktif.
Pada masa pandemi yang sudah berlangsung hampir 1,5
tahun ini penting
untuk warga masyarakat terutama di DKI Jakarta mempunyai kegiatan positif yang
dapat menyalurkan energi dan juga bermanfaat bagi lingkungan. Semakin banyak
kegiatan yang dikerjakan di rumah saja, hingga kegiatan belanja online
pun semakin meningkat. Kegiatan seperti ini ada dampaknya, yaitu menumpuknya sampah rumah
tangga yang sebenarnya harus dipikirkan bersama-sama cara mengolahnya.