Serambiupdate.com Kegemukan dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang mendatangkan risiko bagi kesehatan. Obesitas pada anak dan remaja adalah salah satu permasalahan kesehatan masyarakat di tingkat dunia yang mengkhawatirkan karena tren peningkatan prevalensinya terus meningkat.
Anak yang obesitas lebih berisiko mengalami obesitas di masa dewasa. Dalam tiga dekade terakhir, prevalensi obesitas pada anak meningkat dua kali dan tiga kali pada remaja. Kegiatan ‘belajar dari rumah’ tersebut berpotensi menimbulkan risiko lain yang berbahaya, yaitu peningkatan prevalensi obesitas pada anak sekolah. Provinsi dengan prevalensi obesitas tertinggi adalah di Indonesia adalah di Provinsi DKI Jakarta (4.2%).
Masalah kegemukan dan obesitas selama ini dianggap hanya ada di negara-negara berpenghasilan tinggi, namun kini kelebihan berat badan dan obesitas meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah terutama di perkotaan.
Bertepatan dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di masa pandemi Covid-19 berjalan secara daring. Tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) bekerjasama dengan SMP Muhammadiyah 4 dan SMP Muhammadiyah 36 Jakarta mengadakan kegiatan edukasi Agen Perubahan Pengenalan Covid-19 dan Strategi Pencegahan yang berlangsung pada hari Rabu tanggal 14 Juli 2021 melalui aplikasi zoom yang diikuti oleh 70 orang siswa dan siswi dari dua sekolah.
Kegiatan edukasi diberikan dalam dua modul. Modul pertama berisi tentang gizi daur hidup, permasalahan gizi remaja, karakteristik remaja dan Latihan menghitung indeks massa tubuh. Modul kedua berisi tentang pengenalan obesitas, faktor risiko obesitas remaja dan strategi pencegahan obesitas.
Metode penyampaian edukasi disampaikan dalam bentuk dua arah, diskusi, tanya jawab dan permainan yang disampaikan oleh Dr. Sarah Handayani selaku dosen dan pengusul kegiatan yang didanai oleh Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) UHAMKA yang merupakan dari Islamic Health Promoting School Program (I-Help).
I-Help adalah integrasi program promosi kesehatan di sekolah yang berlandaskan nilai-nilai ajaran Islam. Ini adalah tindak lanjut Kerjasama UHAMKA dengan Seameo-Recfon di tahun 2019.
Sarah selaku pemateri berharap konsep I-Help dapat diterapkan di sekolah Muhammadiyah dan juga madrasah. Berbagai pengalaman didapat dalam sosialisasi program I-Help di enam sekolah Provinsi DKI Jakarta.
Tim edukasi yang terdiri dari empat orang dosen Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (Fikes) UHAMKA diantaranya Nursyifa Maulida, M.Gz, Imas Arumsari, M.Sc dan Hidayati, MKM, berkolaborasi menyampaikan materi dalam metode yang menyenangkan kepada peserta.
Kepala SMP Muhammadiyah 36 Jakarta, Mona Farida, M.Pd berpendapat bahwa program edukasi I-Help memberikan kesempatan kepada siswa SMP Muhammadiyah 36 untuk mengenal, memahami, dan terampil dalam program gizi dan kesehatan. Program ini juga memasukan unsur Islami dalam penyampaian promosi gizi dengan sangat interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik.
Mona berharap program ini dapat mewujudkan peserta didik yang AWESOME (Active, Well Nourished and Smart of Me).
Dilain pihak kepala SMP Muhammadiyah 4 Jakarta, Ledung Sutarno, S.Pd, MM, mengatakan “Alhamdulillah acaranya sangat bagus. Perlu pencerahan sejak dini terkait makanan dengan gizi seimbang, sehingga diharapkan peserta didik dapat mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari terkait pola makan yang baik dan benar harapan ke depan semoga edukasi tentang gizi dapat terus diberikan sehingga hal tersebut dapat memutus mata rantai ketidaktahuan tentang gizi yang baik”, ujarnya.
Samiaji perwakilan peserta edukasi mengatakan bahwa melalui kegiatan kemarin, ia yang termasuk pada kategori obesitas menjadi termotivasi untuk menurunkan berat badan. Ia suka dengan kegiatan ini karena fasilitatornya ramah dan peserta mendapat kesempatan untuk bertanya. Hal yang paling disukai adalah ia mendapatkan jawaban yang detil dari pertanyaan yang diajukan.
Sebagai agen perubah, literasi remaja tentang obesitas menjadi hal penting agar perilaku sehat remaja dapat terbentuk. Mereka bukan hanya mempengaruhi diri sendiri, tapi juga dapat mengedukasi lingkungan, khususnya rekan sebaya. Makan dan gerak yang sehat menjadikam motto saat edukasi, semoga berkelanjutan dan berdampak pada penurunan risiko obesitas remaja di Provinsi DKI Jakarta.