Serambiupdate.com Dalam kondisi kasus positif Covid-19 yang terus melonjak belakangan ini, tenaga kesehatan di rumah sakit harus berjibaku menolong para pasien. Segmentasi tenaga kesehatan di Indonesia, sekitar 50 sampai 80 persen merupakan perawat. Dengan komposisi yang banyak ini, perawat menjadi garda terdepan dalam perawatan penderita Covid-19.
Namun fakta di lapangan, perawat Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Kepala Departemen Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran (Unpad) Yanny Trisyani mengatakan, perawat memberikan kontribusi signifikan dalam memberikan layanan kesehatan dalam penanganan Covid-19.
Mulai dari tingkat fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) hingga pada tingkat perawatan kritis di rumah sakit.
"Pandemi Covid-19 memberikan gambaran nyata tentang bagaimana kontribusi keperawatan dalam merespons terhadap pandemi," kata Yanny saat menjadi pembicara kunci dalam Webinar 'Let’s Fight This Global Challenge: Emergency Management in Covid-19 Pandemic Situations' yang digelar Fakultas Keperawatan Unpad seperti dikutip dari laman Unpad, Jumat (2/7/2021).
Menurut Yanny, tantangan pertama yang dihadapi adalah masih adanya gap atau kesenjangan pengetahuan di antara perawat. Pelayanan keperawatan pada pasien level moderat, akut, hingga kritis memerlukan kompetensi keperawatan yang lebih profesional. 11Apalagi, pandemi menuntut perawat untuk menguasai beragam kompetensi baru dalam melaksanakan prosedur perawatan Covid-19
Untuk menyiapkan kompetensi tersebut, Yanny mendorong pemerintah untuk membuka akses pendidikan dan pelatihan lebih luas bagi perawat. Terlebih kesempatan akses pendidikan profesional, seperti pendidikan spesialis kegawatdaruratan. "Akses edukasi dan training harus dibuka untuk memperkuat perawat," ujar Yanny.
Sebagai garda terdepan, perawat juga harus mampu menerapkan safety practice agar bisa terhindar dari paparan Covid-19. Disiplin menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat sesuai dengan kondisi kegawatdaruratan harus terus diterapkan oleh perawat.
Yanny menjelaskan, representasi kepemimpinan seorang perawat dalam level yang lebih tinggi dipandang masih kurang. Perawat seyogianya punya kontribusi penting dalam pengambilan kebijakan melalui dukung kepemimpinan yang kuat.
"Tidak kalah penting, peran perawat dalam hal promosi dan edukasi kesehatan mengenai Covid-19 sangat dibutuhkan," tegas Yanny.
Saat ini, lanjut Yanny, keberhasilan memutus penularan Covid-19 bergantung penuh dari perubahan perilaku masarakat. Pemberian edukasi harus dilakukan berkelanjutan dan tidak bisa dilakukan dengan cara biasa.
"Edukasi ini memerlukan sentuhan teknologi dan kreativitas agar proses ini bisa berlangsung tanpa memunculkan risiko penularan baru," beber Yanny. (AL)