Serambiupdate.com Media sosial Twitter dihebohkan dengan beredarnya tangkapan layar besaran Uang Pangkal Pengembangan Akademik (UPPA) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Tak tanggung-tanggung nominal UPPA mencapai Rp 120 juta.
Adalah akun Twitter @mahasiswauenyeh yang mengunggah besaran UPPA dari salah satu calon mahasiswa yang diterima di UNY lewat jalur Seleksi Mandiri (SM) 2021. Postingan itu hingga saat ini disukai sebanyak 4.247 orang dan mendapat balasan 676 kali.
"Percupangan duniawi! Skrg lho orang mau daftar kuliah, sama kampus pola pikirnya udah dikonstruk kayak mau nyaleg aja. Kudu banyak modal. Udah lulus, tinggal cari cara balikin modal. Memangnya ini parlemen yg korup, bapak ibu sekalian?," tulis akun tersebut seperti dilihat pada Kamis (8/7/2021).
Dalam unggahannya, calon mahasiswa itu diterima di Prodi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan-S1. Besaran UKT yang harus dibayarkan sebesar Rp 6.350.000 sementara UPPA tercantum sebesar Rp 120 juta. Sehingga total yang harus dibayarkan oleh calon mahasiswa iru sebesar Rp 126,3 juta. Sontak postingan ini membuat geger warganet. Pro dan kontra terjadi.
"Tolong kalau buat kek gini ditelisik dulu itu anaknya isi sendiri apa gimana, logikanya anak ngisi gitu pasti sepengetahuan orang tua. Kalau bisa jangan seolah-olah menggiring opini publik. Bukan bela kampus, tapi kalo ngomongin pola pikir ya pola pikir sender juga perlu diubah.," tulis akun @wana*****.
"Apakah tidak lebih bijaksana apabila dijelaskan dulu kronologi/realitanya bagaimana, min? UPPA kan diisi sendiri oleh si camaba, pun ada rentang pilihannya. Posting sprti ini tnpa pnjelasan realita bknkah sama sj giring opini publik?," timpal akun @nin****.
Rektor UNY Prof Sumaryanto saat dikonfirmasi mengatakan jika besaran UPPA berdasarkan data isian dari orang tua atau wali calon mahasiswa yang ditandatangani di atas materai. Di dalam surat kesanggupan membayar UPPA itu ada beberapa opsi besaran biaya uang pangkal.
"O iya, karena itu berdasarkan data isian dari orang tua, yang mengisi orang tua. Kemudian bermaterai. Opsinya ada yang 0 rupiah, Rp 5 juta, Rp 10 juta, Rp 15 juta, Rp 20 juta dan lainnya," kata Sumaryanto saat dihubungi wartawan, Kamis (8/7/2021).
Ia menjelaskan, besaran UPPA yang mencapai RP 120 juta biasanya ditulis pada opsi lainnya. Di situ, wali calon mahasiswa mengisi sendiri besarannya uang pangkal yang akan dibayarkan. Sumaryanto menegaskan, besaran UPPA diserahkan sepenuhnya kepada orang tua calon mahasiswa.
"Nah biasanya seperti itu nulis lainnya, ada yang nulis bisa di luar itu. Misalnya, Rp 100 ribu, Rp 250 ribu. Ada yang nulis Rp 1 juta, Rp 25 juta, Rp 30 juta itu kita serahkan kepada orang tua," jelasnya.
Ia menegaskan di UNY, besaran UPPA tidak menjadi pertimbangan calon mahasiswa itu diterima atau tidak. Sebab, ada calon mahasiswa yang mengisi UPPA nol rupiah pun tetap diterima. Sebab, yang menjadi pertimbangan utama lolos atau tidaknya calon mahasiswa itu dari segi akademik.
"Hanya kejadiannya, kalau UNY yang utama mempertimbangkannya yang utama adalah yang akademik. Itu (UPPA Rp 120 juta diterima) kebetulan saja karena yang nol rupiah itu juga diterima, bahkan mengisi Rp 100 ribu juga diterima," tegasnya.
"Kemudian setahu saya ada yang lebih dari itu (Rp 120 juta) tapi tidak diterima," tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan kejadian ini bisa terjadi karena adanya unsur kekhilafan. Misalnya, tidak sengaja kelebihan menulis angka nol. Sehingga nominal yang harus dibayarkan bertambah. Pihak kampus, kata dia, juga terbuka untuk mengoreksi nominal UPPA.
"Setelah lolos kadang kasusnya begini, setelah dinyatakan (diterima) rata-rata sebagian besar itu mengoreksi. Salah nulis. kelebihan nolnya. Ada, sebagian besar seperti itu. Bisa maksudnya hanya Rp 120 ribu atau Rp 1,2 juta atau Rp 12 juta. Tapi sebagian kecil ada yang mengoreksi malah ditambah. Jadi misalnya ngisi nol, rata-rata atlet (yang mengoreksi), ketika diterima itu (UPPA) ditambah," ungkapnya.
Kasus lainnya, lanjut Sumaryanto, ada calon mahasiswa yang memalsukan tanda tangan orang tua atau wali saat mengisi UPPA. Sehingga saat diterima tidak mampu untuk membayarkan dan harus direvisi.
"Ada juga kasus, anak memalsukan tanda tangan orang tuanya. Sehingga jujur bilang kalau akan merevisi usulan UKT itu, juga tetap kita berikan ruang dialog untuk konfirmasi," ungkapnya.
Dijelaskan Sumaryanto, waktu untuk melakukan koreksi UPPA bisa dilakukan sebelum pembayaran. Caranya dengan mengirimkan surat ke pihak kampus UNY.
"Biasanya setelah dinyatakan lulus, saat mau bayar itu mengirim surat keberatan, atau sebelum bayar mengirim surat untuk mengubah UPPA. Kemudian kita verifikasi benar tidak, mungkin karena emosional dikira kalau banyak mesti diterima, atau ngetes nol diterima atau tidak," urainya.
"Tapi intinya UNY itu jangankan RP 120 juta, nol (rupiah) pun diterima karena itu tidak menjadi pertimbangan utama. Pertimbangannya ya akademik itu. Sehingga kalau lolos, lolosnya karena akademik," tegasnya. (AL)