Karya Muhammad Allif Hardiansyah
Mahasiswa D3 Perpajakan FEB Uhamka
Sulitnya sebagian masyarakat untuk
menaati protokol kesehatan membuat tim satgas covid pusing, karena mereka ogah
kena corona tetapi malas pakai masker. Sosialisasi tentang pentingnya diisplin
pakai masker dan protokol lain harus digencarkan. Tujuannya agar jumlah pasien
covid menurun drastis dan kita bisa bebas dari fase pandemi.
Pada awal
pandemi, bulan maret 2020, masyarakat ketakutan bahkan paranoid. Kita tidak
berani pergi ke luar rumah, bahkan ke teras sekalipun. Semua orang berebut
untuk membeli masker, bahkan harganya melonjak drastis. Herbal seperti jahe dan
kunyit juga diborong karena diklaim bisa menyembuhkan corona.
Akan
tetapi, ketika PSBB dinyatakan selesai dan diganti dengan pembatasan mikro,
tingkat ketakutan mulai menurun. Tempat umum seperti pasar dan supermarket
mulai dibuka, dengan syarat harus memenuhi protokol kesehatan. Masyarakat mulai
berani pergi keluar rumah dan menyetok banyak masker disposable.
Sayangnya
lama-lama kita seperti kena amnesia dan lupa bahwa saat ini masih ada ancaman
corona. Mulai ada sebagian masyarakat yang malas pakai masker, karena merasa
pandemi sudah selesai. Alasannya, ia dan keluarganya sehat-sehat saja. Padahal
bisa saja mereka tertular dari OTG dan akhirnya kena corona, dan ketika sudah
fatal (paru-paru berdarah) baru menyesalinya.
Sosialisasi
mengenai pentingnya memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak masih
perlu dilakukan walau kita sudah setahun didera pandemi. Penyebabnya karena
jumlah pasien positif
corona per hari mencapai 40.000 orang dan total pasien lebih dari 2,5 juta orang di Indonesia (data tangal 12 juli 2021). Logikanya, saat semua tertib, tentu tidak ada
yang sakit dan jumlah pasien menurun.
Kenaikan jumlah pasien corona tentu mengejutkan. Pasalnya, beberapa minggu lalu
jumlah pasien covid ‘hanya’ 8.000 orang, namun malah
melonjak menjadi 40.000 orang per harinya. Hal ini sangat miris
karena penularan corona dilakukan oleh OTG yang tidak tertib protokol.
Sementara korbannya adalah para bayi dan balita, serta lansia, karena lebih
rawan kena corona.
Oleh karena itu, mari kita tetap disiplin dalam menaati protokol kesehatan dan tingkatkan kewaspadaan. Bukan hanya demi keselamatan diri sendiri,
tetapi juga keselamatan orang lain, terutama keluarga tercinta. Jangan sampai
kita malas pakai masker saat berpergian dan akhirnya
jadi OTG, lalu menulari keluarga di rumah.
Berdisiplin untuk menaati protokol kesehatan tidak susah, asalkan kita niat
untuk menghindari corona, taatilah
protokol kita
lawan corona sampai habis.