Serambiupdate.com Sebagai upaya dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk pencegahan penularan Covid-19, sekolah diminta untuk mengubah sistem pembelajaran menjadi pembelajaran jarak jauh yang dilakukan di rumah masing-masing.
Guru dan Orang tua siswa dituntut
untuk paham teknologi dan kreatif dalam mendampingi siswa dan anak-anaknya
dalam belajar. lalu apakah sudah cukup pembekalan yang didapat oleh guru dan
orang tua siswa untuk mendampingi siswa dan anak-anaknya dalam pembelajaran
daring ini?
Virus corona yang muncul sejak
awal tahun 2020 membuat perubahan drastis dibidang pendidikan. Guna mencegah
penularan corona virus 2019 (Covid-19), kebijakan pendidikan banyak yang
dilahirkan.
Berdasarkan Kemendikbud No
3692/MPK.A/HK/2020 terkait pembelajaran mandiri, para pendidik diharapkan
menghadirkan proses pembelajaran menyenangkan bagi siswa.Kegiatan belajar
mandiri akibat adanya pandemi Covid-19 memiliki banyak tantangan yang jauh
berbeda dengan kegiatan belajar mengajar konvensional yang sering dilaksanakan.
Perbandingan yang sangat mendasar
pasti terlihat dari siswa yang tidak dapat melaksanakan interaksi langsung
dengan guru. Proses komunikasi antar peserta didik dengan pendidik menjadi
terbatas. hal ini juga dirasakan oleh orang tua siswa yang mendampingi anaknya
selama proses pembelajaran.
Mencoba mencari solusi dari masalah
ini, Universitas Pendidikan Indonesia mengadakan sebuah kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) untuk membantu menguraikan masalah pendidikan ditengah masyarakat.
Program KKN yang dijalankan adalah Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan dan
Ekonomi Dalam Implementasi MBKM Pada Masa Pandemi Covid-19.
Salah satu penempatan KKN ini
ialah KKN di SD Islam Baitul Hikmah Bandung. Media pembelajaran yang digunakan
di SD Islam Baitul Hikmah ini beragam, tapi ada satu media yang masih sangat
awam dipakai oleh guru-guru disana, yaitu Google Classroom.
Untuk jenjang kelas 2 masih
terpaku kepada media Whatsapp, dimana masing-masing orang tua mengirimkan
tugasnya melalui pesan kepada gurunya. Jika ditinjau hal itu kurang efektif
dengan melihat masih banyak media yang bisa mempermudah proses pembelajaran.
Keinginan guru yang sangat besar
dalam berinovasi dan ingin mengikuti teknologi yang ada dengan menggunakan
google classroom, terhambat oleh banyaknya oran
g tua yang sulit untuk memahami
keadaan sekarang dan lebih mengandalkan pandemi ini berakhir. “lebih enak pakai
whatsapp, guru list tugas-tugas siswa, jadi kita tinggal kirim, terus kalo bisa
tugas jangan banyak-banyak” ujar salah satu orang tua siswa.
Melihat kondisi seperti inilah,
mahasiswi KKN UPI membantu memberikan edukasi terhadap orang tua siswa terkait
Google Classroom dan juga membimbing orang tua serta guru dalam mempelajari
media belajar online Google Classroom selama 14 hari. Hasil dari edukasi
tersebut adalah Google Classroom sebagai alat peningkatan kemampuan teknologi
di era pandemi ini menjadi terobosan dan solusi bagi guru dan orang tua siswa.
Selama 14 hari hasil menunjukkan
bahwa 74,68% menyatakan sangat terbantu dengan adanya Google Kelas ini.
Kemudian ada 81,32% yang menyatakan bahwa fitur-fitur di Google Classroom
sangat mudah dipahami dan Google Classroom efektif dan fleksibel saat
digunakan.