Serambiupdate.com Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengalirkan dana
lebih dari Rp354 miliar demi membantu warga terdampak pandemi COVID-19 utamanya
mereka yang kesulitan dalam segi ekonomi.
“Kali ini MCCC Muhammadiyah
merilis update nilai program yang bisa didata senilai Rp354 miliar rupiah
lebih,” tutur Sekretaris MCCC PP Muhammadiyah Arif Nur Cholis dalam keterangan
tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dana yang digelontorkan itu
merupakan hasil dari pengelolaan dana badan-badan usaha hingga Ziswaf yang
masuk ke PP Muhammadiyah. Secara rinci, total dana yang telah dikeluarkan
mencapai Rp354.184.233.939 hingga 30 Juli 2021.
Dari angka tersebut, total
penerima manfaat respons Muhammadiyah-‘Aisyiyah sebanyak 32.331.180 jiwa berupa
pembagian masker, sembako, disinfektan, program ketahanan pangan, pembangunan
shelter isolasi mandiri, hingga program edukasi lainnya.
Tetapi, Arif menyampaikan dana
tersebut di luar biaya perawatan di rumah sakit rumah sakit milik Muhammadiyah
dan operasional relawan di lapangan.
Arif mengatakan “Nilai ini di
luar nilai biaya perawatan di RS Muhammadiyah/’Aisyiyah untuk 53 ribu orang
lebih pasien.”
Diperkirakan angka nilai program
dan total penerima manfaat tersebut masih bisa lebih. Sebab, terdapat beberapa
pimpinan wilayah, daerah, cabang, dan ranting Muhammadiyah yang melakukan
respon kemanusiaan baik berupa jasa dan dana yang belum terhitung angkanya.
Ketua Lembaga Pengembangan Cabang
dan Ranting (LPCR) PP Muhammadiyah Jamaludin Ahmad memperkirakan dana
penanggulangan yang telah dikeluarkan oleh seluruh warga Muhammadiyah di
seluruh Indonesia dari masa awal pandemi hingga sekarang apabila dikalkulasikan
bisa mencapai Rp1 triliun lebih.
“Itu terbukti bagaimana kita
habis-habisan dana untuk pandemi COVID-19. yang dari perguruan tinggi
(Muhammadiyah), dari rumah sakit (Muhammadiyah) saja kita 400 Miliar. Itu belum
dari cabang-ranting se-Indonesia yang kalau dijumlah bisa satu triliun lebih,”
katanya beberapa waktu lalu.
Di lain sisi, Muhammadiyah juga
mendorong pemerintah untuk semakin memasifkan percepatan vaksinasi bagi
anak-anak karena masuk dalam kategori rentan menderita COVID-19 selain
masyarakat golongan lanjut usia (Lansia).
“Data yang saat ini dimiliki IDAI
(Ikatan Dokter Anak Indonesia) ada peningkatan penderita COVID-19 pada kelompok
umur anak hingga 400 persen,” ujar Dokter Spesialis Anak MCCC PP Muhammadiyah
Nurcholid Umam.