Serambiupdate.com Dalam rangka memberi kompetensi yang mumpuni kepada mahasiswa PG PAUD, Uhamka melaksanakan kegiatan kuliah transdisiplin ilmu melalui mata kuliah Neurosains dalam pembelajaran. Kegiatan yang merupakan kolaborasi antara Pusat Neurosains Uhamka (PNU) dengan prodi PG PAUD bertujuan agar mahasiswa mendapatkan wawasan neurosains yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran PAUD.
Oktarina Dwi Handayani selaku dosen PG PAUD Uhamka mengemukakan, “pelaksanaan pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengintegrasikan stimulasi yang ada di Lingkungan keluarga, masyarakat, dan Pendidikan dilaksanakan untuk memaksimalkan enam aspek tumbuh dan kembang anak yaitu kognitif, social, emosi, Bahasa, fisik motoric, moral, dan agama serta seni.”
Dia menambahkan. “oleh karena itu, prinsip pembelajaran yang PAUD yaitu pendekatan pembelajaran bermain sambal belajar yang memiliki makna bahwa kegiatan bermain anak dilaksanakan dengan muatan edukatif.”
Prinsip PAUD sejalan dengan pendekatan brain based learning (pembelajaran yang berpusat pada otak) yang memiliki pemahaman terkait memberikan anak banyak kesempatan dan pengalaman merupakan cara agar otak anak dapat berkembang dengan baik bersamaan dengan bimbingan yang tepat dari orang dewasa sekitar.
“Guna memaksimalkan tumbuh dan kembang anak terutama kecerdasan banyak hal yang bisa orangtua lakukan, yaitu memberikan pendampingan melalui berbagai aktivitas yang bernilai edukatif, misalnya mengajak anak setiap akhir pekan mengunjungi museum atau kebun binatang. Selain itu, lingkungan rumah merupakan sumber pembelajaran yang sangat potensial dalam menstimulasi tumbuh dan kembang anak,” ungkap dr Edmi Edison selalu pengelola PNU.
Dia memaparkan, “pendidikan pada anak usia dini sejatinya tidak selalu harus bernilai rupiah yang mahal, orangtua dapat menstimulasi tumbuh kembang anak melalui kegiatan lifeskills yang terimplementasi melalui berbagai aktivitas, misalnya melibatkan anak di dapur menyiapkan berbagai hidangan yang bergizi, melibatkan anak untuk merawat tanaman di halaman rumah, dan melibatkan anak merawat hewan peliharaan serta merawat mainan.”
Terakhir dia menegaskan, “berikan anak kesempatan untuk bermain dengan kawan seusianya pada lingkungan rumah karena dari lingkungan sosialnya akan memperoleh banyak pengetahuan ketimbang anak duduk diam di depan layer kaca. Jadi, tunggu apalagi mulailah stimulasi tumbuh dan kembang buah hati kita dengan hal-hal sederhana namun bermakna edukatif.”