Serambiupdate.com Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Jambi menggelar Baitul Arqam Dasar secara virtual, Senin (13/9). Dalam acara pengaderan tersebut, hadir sebagai narasumber, yakni Emaridial Ulza, ketua PP Pemuda Muhammadiyah yang juga sekretaris Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka).
Dalam paparannya, Ulza mengungkapkan, kader Pemuda
Muhammadiyah harus mendorong hal-hal yang dapat memberikan kemaslahatan bagi
umat dan bangsa. Untuk itu, kader Pemuda Muhammadiyah harus bisa memaksimalkan
dan menggali potensinya.
Ia melanjutkan, potensi kader Pemuda Muhammadiyah mesti
terus didorong dan dikembangkan agar bisa diterima di berbagai kalangan dan di
manapun. Sebab, dengan begitu, kebermanfaatan kader Pemuda Muhammadiyah bisa
memberikan sumbangsih bagi kehidupan dan kemaslahatan umat dan bangsa.
Dalam forum tersebut, Ulza menegaskan, Pemuda Muhammadiyah
merupakan gerakan insan wasathyiyah. Untuk itu, Pemuda Muhammadiyah di masa
sekarang ini harus menegaskan posisinya sebagai gerakan insan wasathiyah, yaitu
gerakan yang membawa misi Islam tengahan. “Islam yang menjadi rahmatan lil
alamin,” ujarnya, Senin (13/9).
Dia juga menegaskan, gerakan Islam wasathiyah yang dimaksud
Pemuda Muhammadiyah, yaitu gerakan yang bergerak sesuai dengan zaman dan
keadaan. Menurut Ulza, gerakan tersebut juga harus memberikan manfaat dan
kemaslahatan bagi umat, persyarikatan, dan bangsa.
Karena itulah, Pemuda Muhammadiyah saat ini harus mampu
menyesuaikan diri dengan zaman dan keadaan. “Bila tidak mampu beradaptasi,
Pemuda Muhammadiyah akan tertinggal dari gerakan-gerakan lainnya,” ujarnya,
Senin.
Selain itu, dia juga mengingatkan bagaimana Muhammadiyah
hadir dan berperan bagi bangsa. Ulza menjelaskan, Muhammadiyah dalam sejarah
Indonesia merupakan bagian penting yang menjadi penentu lahirnya Republik
Indonesia.
“Dulu sudah dilakukan oleh orang tua kita, Jenderal
Soedirman, AR Fachrudin, dan banyak lagi ayahanda-ayahanda kita. Kita harus
ingat juga, Muhammadiyah itu tidak pernah terlepas dari gerakan politik, bahkan
penentu politik dari Indonesia,” ujar Ulza.
Bahkan, menurut dia, lahirnya Indonesia merupakan bagian
dari gerakan politik kemerdekaan yang digelorakan dan dipelopori para tokoh
Muhammadiyah. “Sukarno, Soedirman, Kasman Singodimejo, Kahar Muzakir, dan Ki
Bagus Hadikusumo, merupakan tokoh-tokoh kemerdekaan Republik Indonesia berdarah
Muhammadiyah,” kata dia.