Muhammad Duta Alfarizi
Mahasiswa STIE JIC
Penilaian tentang sikap sopan dan santun kian zaman makin berubah, baik cepat maupun lambat. Tanpa kita sadari, dunia telah mencapai titik era society 5.0 dimana teknologi-teknologi menjadi bagian dari manusia. Semua hal berubah dengan sangat cepat, bak hempasan tornado. Tak khayal di zaman yang membatasi semua ruang lingkup kita, berinovasi ialah kunci dari segalanya.
Virus Covid-19 yang tiap hari kian merebak pun tak bisa dihindarkan. Mengharuskan semua manusia mengubah pola kegiatan dan aktivitas yang biasa dilakukan. Tentu saja dengan bagaimana seluruh lapisan masyarakat menggapai kepentingannya masing-masing pun beralih dan bergantung pada peradaban teknologi yang tersedia. Semuanya tak bisa jauh dari genggaman gadget nya masing-masing. Sibuk dengan perihal satu ke perihal lainnya, pegawai kantoran pun diubah menjadi pegawai rumahan atau istilah keren nya work from home begitupun para siswa menjadi tahanan rumah dengan segala pertemuan kelas onlinenya.
Uniknya, pertemuan berbasis online justru menciptakan penilain baru. Off cam dan on cam, di team mana kamu berpihak? Seakan terbagi 2 kubu yang tak bisa disatukan. Sebagian para pelajar dan pegawai keberatan akan perihal on cam dengan sejuta alasan dan yang paling utama dan tidak bisa di ganggu gugat adalah stabilitas jaringan internet. Tetapi, sebagian para dosen, guru serta atasan kerja mengharuskan para siswa dan pegawainya agar tetap on cam dengan gagasan utama nya “ingin mengetahuai mereka serius atau tidak”. Tidak ada titik terang terhadap dua gagasan tersebut, bak kutub yang saling bersebrangan. Hingga merambat terhadap penilaian antar individu, sopan atau tidaknya kita saat ada pertemuan online.
Apakah dengan kita mengaktifkan kamera saat dalam kelas dan pertemuan yang kita hadiri akan otomatis terlihat dan dicap sebagai orang yang santun? Sebagian orang akan menjawab iya dan tidak. Profesionalisme lah yang sekarang seharusnya dipahami bersama, tidak hanya untuk para siswa dengan kelas onlinenya tetapi juga untuk segala kepentingan yang kita punya lainnya. Memahami dan tau tentang segala tanggung jawab yang kita pinggul di posisi yang kita pijak sekarang, memulainya dengan hal kecil dan siap akan segala perubahan yang terjadi. Berikut hal yang mungkin bisa mengurangi bentrokan antar pendapat yang tak khayal bisa disatukan.
Pengertian dan kepeduliaan atas keprofesionalisme diri adalah kunci ditengah hiruk pikuk dan kelelahan atas perbedaan pikiran. Ditengah pandemic yang belum mereda dengan segala sentimental diri yang kian tak terurus menjadi emosi tak beguna. Kita seharusnya paham atas batasan-batasan posisi masing-masing. On cam dan off cam hanya urusan keprofesionalisme belaka, bukan hal yang sepatutnya berkubu pun memanas. Kini saatnya kita menjunjung tinggi diri dengan memperlihatkan sisi keprofesionalisan yang kita punya, hingga saatnya tiba, meninggalkan dunia online dengan pertemuan tatap muka yang sebenarnya. Jaga diri hingga saatnya terwujud dan jangan lupakan jiwa keprofesionalisme kalian, salam hangat dari saya salah satu pejuang daring.