Serambiupdate.com Corona Virus Disease sebentar lagi memasuki tahun keduanya di Indonesia sejak di konfirmasi terdeteksi muncul 2 maret 2020 lalu. Selama hampir 2 tahun belakangan ini seluruh sendi-sendi kehidupan turtu terdampak mulai dari segi sosial, ekonomi, kesehatan, dan tentunya pendidikan. Dengan situasi ini, pemerintah membuat berbagai kebijakan yang dikeluarkan dalam rangka menekan laju penyebaran Covid-19, mulai dari PSBB hingga PPKM level 4. Namun hingga hari ini klaster-klaster baru terus saja bermunculan dan wabah ini belum juga usai. Berbagai permasalahan juga peluang pun mencuat dalam dunia pendidikan.
Hingga saat ini seluruh sektor
kehidupan dipaksa menyesuaikan diri guna mempertahankan eksistensinya, tak
terkecuali sektor pendidikan. Kegiatan belajar-mengajar yang tadinya di
laksanakan di sekolah, kini berpindah ke rumah. Proses pembelajaran yang
tadinya dilaksanakan secara tatap muka, kini hanya bisa dilakukan lewat panggilan
video ataupun pesan teks.
Dikutip dari kemendikbud.go.id(
29/07/2021), setidaknya terdapat tiga potensi dampak negatif berkepanjangan
yang mengancam peserta didik akibat COVID- 19 seperti putus sekolah, penurunan
capaian belajar serta kekerasan pada anak dan risiko eksternal. Krisis ekonomi
yang tak terelakkan menyebabkan tingkat pengangguran bertambah, hal ini tentu
berbanding lurus dengan tingkat kemiskianan yang pada akhirnya mengakibatkan
tingginya angka putus sekolah . Sementara itu, capaian hasil belajar siswa juga
menurun karena sistem Pembelajaran Jarak Jauh yang tidak dapat diakses oleh
semua siswa akibat ketidak tersediaan sarana dan prasarana.
Pembelajaran yang pada akhirnya
dilaksanakan dari rumah juga secara tidak langsung membawa beban tersendiri
bagi orang tua murid, beban ekonomi serta beban pendampingan belajar anak
mengakibatkan efek lain seperti kekerasan di rumah.
Tidak hanya itu, risiko eksternal
juga menghantui peserta didik. Ketika anak tidak lagi datang ke sekolah,
terdapat risiko pernikahan dini, eksploitasi anak terutama perempuan, dan
kehamilan di kalangan remaja. Permasalahan lain yang tidak kalah memprihatinkan
adalah semakin terkikisnya nilai-nilai moral akibat penggunaan gawai pintar
secara bebas tanpa pengawasan orang tua.
Meski demikian, faktanya pandemi
tidak hanya memberikan dampak buruk tetapi juga membawa dampak positif yang
tidak dapat diabaikan bagi dunia pendidikan. Dikutip dari Suteki ( 12 Mei
2020), beberapa dampak positif Covid 19 diantaranya adalah memicu percepatan
transformasi pendidikan Karena sistem PJJ berbasis teknologi mengharuskan
lembaga pendidikan, guru, siswa, bahkan orang tua agar cakap teknologi.
Hal ini sejalan dengan era
Revolusi Indusri 4.0 yang terus merengsek maju. Berbagai aplikasi belajar
online kian marak, berbagai platfrompun bermunculan seperti zoom meeting,
Google Meet, Google classroom dan media lainnya. Hal ini tentu saja membawa
angin segar pada dunia pendidikan yang sejak lama terkukungkung dalam sistem
pembelajaran konvensional. Pandemi membuat pelaku pendidikan mau tidak mau
belajar untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan IT.
Sementara bagi guru, banyak
kursus dan pelatihan yang dapat diikuti secara online dengan tanpa biaya, hal
ini tentu sangat membantu guru guna meningkatkan keterampilan dan kompetensinya
. Selain itu pembelajaran dari rumah juga menuntut kolaborasi yang inovatif
antara guru dan orang tua demi pembelajaran online yang efektif sehingga
terbangunlah komunikasi yang baik antara guru dan orang tua.
Dari uraian di atas kita dapat
menarik kesimpulan bahwa memang benar pandemi membawa begitu banyak dampak
negatif bagi dunia pendidikan Indonesia. Akan tetapi jika kita menilik lebih
jauh, Corona Virus Disease tidak melulu tentang krisis,kesulitan dan segala hal
berbau negatif lainnya. Mari kita kutip perkataan seorang fisikawan hebat
Albert Einstein Disetiap Kesulitan terletak peluang .
Ada banyak dampak positif yang bisa kita dapatkan disaat pendemi ini, tentu saja itu tergantung dari sudut mana kita melihat hal tersebut. Dalam Al-Quran surah Al- Insyirah ayat 6 Allah berfirman Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan . Musibah ini pasti akan berlalu dan hari-hari baik akan datang. Mari tetap saling menguatkan dan tetap berparsangka baik karena sesungguhnya Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ( Q.S Al-Baqarah : 286).Wallahu A 'lam bissawab.