Serambiupdate.com Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyampaikan bahwa pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas harus terus diperluas. Sebab, PTM menjadi solusi persoalan pendidikan yang dihadapi saat ini di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Pendidikan Dasar
Kemendikbudristek, Sri Wahyuningsih saat menyampaikan materi pada kegiatan
rembuk pendidikan di Parigi Moutong, Sulteng, Sabtu (16/10) menyampaikan, "Pandemi
Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga memengaruhi sektor
pendidikan, sehingga surat keputusan bersama empat menteri telah memberikan
arahan dan petunjuk untuk segera melaksanakan PTM terbatas.”
Pemerintah akan memprioritaskan
PTM terbatas dilaksanakan oleh daerah yang berada di zona Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1, 2, dan 3. Selain itu, didukung
dengan tenaga pendidik yang sudah tervaksinasi.
Dengan menurunnya angka kasus
Covid-19 secara nasional, Kemendikbudristek menekankan masing-masing satuan
pendidikan agar meningkatkan kewaspadaan serta memperketat penerapan protokol
kesehatan (prokes) di sekolah. "Dari banyaknya kunjungan kami lakukan,
masih banyak murid belum tertib terhadap prokes, sementara vaksinasi tidak
menghalau 100 persen kehadiran Covid-19, olehnya kehadiran tenaga pendidik sangat
penting," ujar Wahyuningsih.
Ia mengingatkan, kepada satuan
pendidikan untuk menerapkan disiplin prokes yang ketat dalam PTM terbatas agar
tidak menjadikan klaster penularan Covid-19. Sedangkan para siswa tetap dapat
belajar secara aman dan nyaman.
"Kita jangan terlalu
bergembira dengan status penurunan kasus, kewaspadaan tetap harus dikedepankan
sebagai langkah antisipasi," ucap dia.
Selain belajar di sekolah,
pemanfaatan teknologi juga penting diterapkan, baik guru maupun siswa-siswi.
Hal itu sebagai kolaborasi pendidikan tatap muka dan pembelajaran jarak jauh
(PJJ) yang kurang lebih satu tahu terakhir diterapkan dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar di tengah pandemi.
"Kami berharap PTM terbatas
secara nasional pada satuan pendidikan Sekolah Dasar dapat berjalan lancardan
tidak menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19," kata Wahyuningsih.