Serambiupdate.com Tujuh mahasiswa semester 5 program studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UHAMKA, diantaranya Asha Maharani Nupus, Asshiela Sri Ajeng Aulia, Inez Fannisa Ayudia, Nurul Jannah, Pricillia Sitompul, Rara Jingga Bunga Aryatie, dan Revina Putri Herdian telah melaksanakan kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan 1 (PLP 1) di SMAN 46 Jakarta.
Carol Titaley
selaku Kepala SMAN 46 Jakarta dan Ibu Pudensiana Puspa selaku Guru Bahasa
Inggris SMAN 46 Jakarta turut membantu para mahasiswa dalam proses belajar di
sekolah dalam program PLP 1 ini
Dalam Kegiatan
PLP 1 ini bersifat observatif dan merupakan salah satu hal di lakukan oleh
mahasiswa semester 5 untuk menambah wawasan dalam lingkup persekolahan agar
turut serta bisa mengenal lebih jauh
tentang lingkungan sekolah hingga sistem pembelajaran di sekolah. SMAN 46
Jakarta menjadi sasaran dalam kegiatan ini dikarenakan lokasinya yang sangat
strategis dengan transportasi umum Jakarta, sehingga mempermudah mahasiswa
untuk sampai tujuan.
“Kami awali
peserta didik ini dengan penerimaan peserta didik ya, yang kita kenal sekarang
ini PPDB ya, itu semua dengan online, jadi kami melalui by sistem. Jadi kalau di PPDB itu ada jalur afirmasi, jalur zonasi,
jalur perpindahan tugas orang tua, atau anak guru kami terima itu semua dan
berseleksi melalui by sistem.
Sedangkan kalau jalur mutasi melalui tes.” ucap Ibu Carol Titaley.
Walaupun
sekarang ini semua aktifitas termasuk belajar mengajar serba online, tetapi
peraturan dan tata tertib sekolah pun masih tetap berlaku. Ibu Carol Titaley
menjelaskan juga bahwa peraturan dan tata tertib sekolah pun tetap ada walaupun
ada sedikit ada tambahan karena menyesuaikan keadaan yang serba daring.
“Ini karena
kondisinya sedang pandemik tetapi tata tertibnya tetap sama, mungkin ada
tambahan saja. Tambahannya karena pada saat PJJ (Pertemuan Jarak Jauh). Tetap
berseragam kalau sedang melaksanakan belajar mengajar. Maupun belajar luring
atau daring pun harus tetap berseragam. Tidak mungkin yah kalau berkaos saja.
Guru pun juga tidak berkaos, tetap berseragam sesuai jadwalnya. Dan juga
tambahannya seperti harus on-cam dengan
catatan juga. Tata tertib itu tetap ada karena sebagai rambu dan regulasinya
ada.” Tambahnya.
.
Masa pandemik
seperti sekarang ini pun juga merubah kegiatan-kegiatan siswa seperti
extrakulikuler yang menjadi ditiadakan. Pihak sekolah tidak menginginkan
perkumpulan berkerumunan di dalam sekolah. Namun, hanya kegiatan pramuka saja
yang masih berjalan tetapi tetap daring.
Tidak hanya itu,
permasalahan yang terjadi juga terdapat pada guru yang mengajar di SMAN 46
Jakarta, para pengajar juga cukup mengalami kesulitan diawal-awal
diberlakukannya sekolah daring. Masalah utama pada proses belajar dan mengajar
berada di masalah internal seperti device yang kurang memadai, persoalan
akses internet, dan lain sebagainya. Maka dari itu, para pengajar pun turut
mencari jalan tengah agar proses belajar mengajar tetap berjalan secara normal
seperti pada saat sekolah luring.
“Kami mengerti
bahwa para siswa siswi kami itu bersifat heterogen, kami tidak bisa memaksakan
para siswa/siswi kami untuk selalu oncam pada saat kegiatan belajar
mengajar. Contohnya pada saat proses pembelajaran yang saya ajar, saya tidak
akan selalu menuntut siswa/siswi saya untuk oncam pada saat proses
belajar menggunakan zoom atau google meet. saya hanya akan meminta
murid saya oncam apabila sedang proses absensi sedang berlangsung atau
pada saat saya meminta siswa/siswi menjawab pertanyaan yang saya lontarkan” Ucap
Pudensiana Puspa.
Para guru SMAN 46 Jakarta pun turut merindukan siswa/siwsi serta kegiatan belajar mengajar seperti tahun tahun sebelumnya. Walaupun sekarang sedang diadakannya proses kegiatan belajar tatap muka terbatas, para guru dan staff sekolah senang akan kehadiran siswa/siswi kembali kesekolah seperti sedia kala. Tidak hanya itu, para guru, staff sekolah, dan siswa/siswi SMAN 46 Jakarta selalu mendoakan agar pandemi cepat selesai agar kehidupan dan proses belajar mengajar normal sepertia sedia kala.