Rahmah Syafanida
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat FIKES Uhamka.
Sudah
hampir kurang lebih 2 bulan Kementrian Pendidikan mengeluarkan kebijakan
pembelajar tatap muka terbatas di masa New normal ini. Memasuki
kebiasaan baru untuk pelajar khususnya agar dapat melaksanakan pembelajaran
kembali disekolah walaupun masih sangat terbatas.
Dengan
tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ada seperti memakai masker,
mencuci tangan, menjaga jarak, dan diukur terlebih dahulu suhu tubuhnya ini
diterapkan pada saat pembelajaran tatap muka terbatas disekolah.
Tak
hanya itu, pembelajaran tatap muka terbatas ini hanya dilaksanakan 2 kali dalam
seminggu dengan membagi per hari nya menjadi 2 sesi. Sesi pagi dan siang yang
bertujuan agar kapasitas ruangan memenuhi standar protokol kesehatan yang
berlaku saat ini.
Dengan
berbagai peraturan yang diterapkan pada PTMT ini seperti peserta didik diantar
oleh orangtua sampai di depan gerbang, melapor jika mengalami gejala sakit
seperti batuk, pusing dan lainnya. Dan peserta didik disarankan tidak meminjam alat tulis kepada temannya pada saat proses pembelajaran
dan masih banyak lagi peraturan yang tertera lainnya.
Apakah efektif? Menurut saya cukup efektif jika seluruh aspek yang bersangkutan tetap mematuhi protokol kesehatan saat ini, terlebih syarat dari PTMT ini ialah pelajar usia 12 tahun keatas diwajibkan sudah melaksanakan vaksinasi. Setidaknya tubuh mereka pun sudah mempunyai anti-body untuk mendeteksi dan tidak kaget lagi jika terdapat virus yang masuk.