Serambiupdate.com Mahasiswa Pendidikan
Biologi FKIP UHAMKA yakni Dhanti Cynthia Prameswari, Firyal Andhara, Putri
Syifa Angieta, Natasya Mia Angelina, Putri Ayu Ridhaillahi, Mutia Aprilia, dan
Aqmar Tsabita Hermiyati serta Eka Kartikawati MPd sebagai Dosen Pembimbing
Lapangan melaksanakan PLP 1 di MAN 10 Jakarta. Kegiatan PLP 1 ini di laksanakan
selama masa pandemik dengan menggunakan sistem luring, serta selalu mematuhi
protokol kesehatan yang sangat ketat untuk mencegah penyebaran Virus Covid-19.
Putri Ayu memaparkan, “Kami
mahasiswa Pendidikan Biologi UHAMKA memilih Madrasah Aliyah Negeri 10 Jakarta
yang kami tuju untuk melaksanakan kegiatan ini. Alasan kami memilih madrasah
ini karena MAN 10 Jakarta sebagai piloting atau madrasah percontohan
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di DKI Jakarta. Selain itu madrasah ini juga
termasuk madrasah yang berbasis riset (masuk kedalam mata pelajaran).”
MAN 10 Jakarta memiliki
kultur yaitu berupa pembiasaan yang lazim dan rutin dilaksanakan dalam
kehidupan sehari hari. Pembiasaan yang ada di MAN 10 Jakarta meliputi kegiatan
Tahfidz Quran, Hafalan Quran, Shalat Dhuha, Muraja`ah atau kisah inspiratif,
Jumat Berkah atau One Day One Thousand, Market Day, Kitab Kuning, dan Senam
Bersama. Pembiasaan ini dilakukan sebagai proses pembentukan “memanusiakan
manusia” agar menjadi manusia yang sempurna. Program pembiasaan tersebut mendukung
3 aspek kemanusaiaan seperti aspek fisik, psikis, dan hati.
Kegiatan PLP 1 melalui
wawancara narasumber Dra Hj Nurlaelah MPd selaku kepala madrasah, guru pamong
yaitu Yuliana Dwi Asworo SPd, ketua osis Ahmad Miladi Zikri, dan Adam Putra
Setiawan sebagai perwakilan siswa untuk memperkuat informasi terkait keadaan
dan kondisi di MAN 10 Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, kami
mendapatkan berbagai informasi tentang permasalahan yang selalu terjadi
disekolah. Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran jarak jauh, terdapat
hambatan dialami siswa ialah jaringan yang kurang stabil dan kuota internet
yang kurang memadai. Sedangkan hambatan yang dialami oleh beberaoa guru yaitu masih
kurang mengerti teknologi dan platform sehingga kurangnya semangat peserta
didik.
Dra Hj Nurlaelah MPd
selaku Kepala Madrasah memaparkan, “Pihak madrasah berusaha untuk memaksimalkan
kegiatan belajar mengajar, namun kurangnya guru dalam adaptasi dikondisi
pandemik dan kurangnya timbal balik dari siswa. Untuk kegiatan pembelajaran
tatap muka (PTM) khususnya setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat adanya hambatan
yaitu keterbatasan waktu sehingga guru harus memaksimalkan waktu dengan baik.”
Sementara itu, Yuliana
Dwi Asworo SPd selaku guru pamong menjelaskan, “Adapun platform yang biasanya
digunakan dalam menunjang pembelajaran jarak jauh yaitu Zoom Meeting, Whatsapp
Grup, Ms. Team, Quizizz dan Kahoot. Dan untuk sistem penilaian siswa
mengirimkan hasil pekerjaan melalui WhatsApp Group kemudian diberikan evaluasi
dari hasil pekerjan siswa tersebut melalui fitur voice note.”
Adapun yang dituturkan
oleh Adam Putra Setiawan sebagai perwakilah siswa, “Untuk pembelajaran jarak
jauh hambatannya adalah kurang memahami materi dan terkendala sinyal. Sejauh
ini dengan dilaksanakannya PTM memudahkan siswa lebih memahami materi yang
disampaikan dan bisa bertemu teman-teman walaupun terbatas waktu.”
“Sedangkan untuk kegiatan
organisasi program kerjanya dialihkan menjadi online” – ujar Ahmad Miladi
Zikri, ketua osis MAN 10 Jakarta.