Serambiupdate.com Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Muhammadiyah Prof.DR.Hamka sedang melakukan kegiatan pengenalan lapangan
persekolahan (PLP
1) di SMPN 20 Jakarta yang beralamatkan Jalan Bulak Rantai, Kramat Jati, Jakarta
Timur. Kegiatan dimulai pada tanggal (28/09) yang diawali dengan pengajuan surat kepada pihak
dan mengatur jadwal untuk kegiatan wawancara di sekolah tersebut.
Kegiatan PLP 1 ini dilaksanakan ditengah masa
pandemic dengan tetap mematuhi Protokol
Kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Kegiatan PLP 1 ini bertujuan
untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam hal managemen di sekolah dan
juga terkhusus dalam hal bimbingan dan konseling dalam rangka memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal,mempelajari,menghayati permasalahan
sekolah baik dalam hal managemen ataupun dalam hal bimbingan konseling.
Kegiatan PLP 1 ini
harus ditempuh oleh setiap mahasiswa program kependidikan. PLP 1 dilaksanakan atas dasar
tanggung jawab Bersama antara Universitas Muhammadiyah Prof.DR. Hamka dengan
SMPN 20 Jakarta.
Program studi bimbingan dan konseling universitas
Muhammadiyah prof. Dr. Hamka berfokus dalam mencetak guru professional di
bidang pembelajaran konselor. Pada saat wawancara dengan kepala sekolah SMPN 20
Jakarta, Abdul Rozak menjelaskan “Bahwa kultur yang dibangun di SMPN 20 Jakarta
berkat pembiasaan yang dilakukan setiap hari di sekolah tersebut. Seperti,
kegiatas tadarus di pagi hari sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Kemudian
guru dan peserta didik didalam pembelajaran kondusif dan saling membantu
walaupun ada beberapa kendala karena pembelajaran di masa pandemic seperti saat
ini”.
Selanjutnya pada saat wawancara dengan Yuyun selaku guru
Bimbingan dan Konseling sekaligus wakil kesiswaan di sekolah SMPN 20 Jakarta menjelaskan, “Kendala
yang dihadapi siswa adalah yang utama pasti terkait jaringan internet/kuota maka
dari itu solusi yang diberikan sekolah adalah diberikan subsidi kuota. Namun
ada juga yang terkendala tidak memiliki handphone sekolah pun memberikan solusi
yaitu dengan peminjaman tab yang bisa digunakan oleh peserta didik. Tetapi ada
juga peserta didik yang mengalami masalah di keluarganya sehinggan menyebabkan
peserta didik tidak mengikuti kegiatan pembelajaran maka dari itu pihak sekolah
ataupun guru BK mengundang anak tersebut untuk mencarikan solusinya.”
Walaupun dimasa pandemi seperti ini siswa SMPN 20
juga membuat prestasi yaitu salah satunya dalam perlombaan catur dimana
perwakilan SMPN 20 sudah ditingkat provinsi. Kegitatan PLP 1 kali ini kita juga mewawancarai wakil
kurukulum terkait sistem pembelajaran di SMP 20 beliau menjelaskan bahwasannya
kurikulum yang dipakai pada saat masa pandemi ini berbeda dengan kurikulum yang
dipakai pada saat kegiatan tatap muka maka dari itu setiap pihak di sekolah
harus memahami agar pembelajaran di SMPN 20 dapat berjalan dengan baik.