Serambiupdate.com Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sragen mengantisipasi klaster penularan selama pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dengan melakukan tes swab acak pada ribuan siswa. Dalam tes swab acak tersebut beruntung tidak ada temuan siswa maupun guru yang positif Covid-19.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sragen Prihantomo menyampaikan bahwa pihaknya telah
mewanti-wanti mengenai protocol Kesehatan yang tetap harus diterapkan secara
ketat sejak awal dilakukan PTM.
”Sejak awal kami antisipasi
dengan swab test acak ke sekolah-sekolah. Sehingga tidak sampai terjadi
klaster. Sejauh ini sudah ada sekitar 1.000 siswa yang dites. Hasilnya tidak
ada temuan yang terpapar Covid-19,” ujarnya, kemarin (21/10).
Lebih lanjut ia turut
menyampaikan agar para siswa di sekolah dilakukan pengukuran suhu sejak awal
masuk. Demikian juga ketika pulang sekolah. Sebagai langkah antisipasi dan
menepis anggapan terjadi klaster sekolah.
”Misalnya terpapar pun belum
tentu di sekolah. Kadang jika yang terpapar anak sekolah mengarahnya ke klaster
sekolah. Situasi ini tentu berdampak ke banyak sekolah yang lain,” ujarnya.
Dia menjelaskan protokol
kesehatan dilaksanakan ketat di sekolah. Salah satunya yakni kuota hanya 50
persen siswa yang hadir PTM. Jika pihak orang tua siswa kurang berkenan PTM,
juga tetap dilaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
”Semua sekolah sudah PTM, dengan
ketentuan protokol kesehatan. Jika siswa belum mau PTM, PJJ juga tetap
dilayani,” ujarnya.
Pihaknya tentunya tidak ingin
terjadi kasus Covid-19 seperti di Solo. Jika hal buruk terjadi dan ada kasus
Covid-19, sekolah diminta cepat mengambil langkah. Semisal ada beberapa warga
sekolah terpapar, pihak sekolah bisa menghentikan PTM dan beralih PJJ.
”Semoga saja tidak terjadi. Namun
jika darurat, pihak sekolah bisa ambil keputusan dulu. Baru selanjutnya
dilaporkan dinas biar tidak lambat pengambilan keputusannya,” tuturnya.