Retno Pertiwi
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat FIKES Uhamka
Membaca berita utama Kompas (8/11/2021)
”Banjir dan Longsor Datang Lebih Awal di Tanah Air” membuat pembaca menengok
peristiwa banjir di Batu, Jawa Timur. Lebih dalam lagi, sekaligus menelaah di
balik peristiwa itu.
Kota Batu hidup dari sektor pariwisata.
Obyek wisata banyak dibangun di sana. Hotel, vila, dan tempat penginapan lain
bertumbuhan. Batu boleh dibilang seperti kawasan Puncak di Jawa Barat.Secara
denotasi sesungguhnya sudah jelas, tanpa hujan mana mungkin ada banjir. Sejauh
ini siapa pun sepakat bahwa banjir merupakan air permukaan (yang tidak bisa
terserap oleh tanah ) yang bergerak dari kawasan tinggi menuju ke tempat lebih
rendah.
Menyebut hujan lebat sebagai pemicu banjir seolah melupakan ulah manusia yang menjadi penyebab bencana alam ini. Narasi seperti itu hendaknya dibuang jauh agar empati terbangun secara benar.