Dalam mengkonversi hal tersebut maka dibentuknya Tim Konversi Universitas, yang diketuai oleh Prof Sudarno Sinduwiryo pada 1997 di tetapkan perubahan bentuk IKIP Muhammadiyah Jakarta menjadi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (SK Dirjen Dikti No. 138/DIKTI/Kep/1997).
Tokoh Buya HAMKA ini memiliki spirit yang luar biasa dalam belajar mandiri (otodidak), tuntas dan berlangsung sepanjang hayat. Berdasarkan persetujuan keluarga besar Buya HAMKA, maka digunakanlah nama Prof. DR. HAMKA sebagai nama Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Seiring berjalannya waktu, Uhamka terus berkembang dengan menciptakan program-program baru yang berkemajuan. Semua hasil yang diperoleh Uhamka tentu tidak luput dengan doa, usaha, dan menebar kepedulian kepada sesama.
Dalam rangka Milad Uhamka ke-64 yang bertemakan Menebar Peduli Dalam Keterbatasan Pandemi tentu tema ini memiliki makna didalamnya.
Salah satu contoh kepedulian Uhamka saat awal pandemi adalah dibentuknya komunitas Al-Ma’un dengan dana yang digelontorkan sebanyak Rp 2,2 Miliar yang diperuntukkan bagi masyarakat yang terdampak Pandemi Covid-19 kemudian Uhamka telah membentuk tim UCCC (Uhamka Covid-19 Command Center) untuk terjun langsung menangani kepada keluarga besar Uhamka yang terkonfirmasi Positif Covid-19 agar dapat sembuh dengan diberikannya bantuan mulai dari edukasi, pengiriman obat-abatan begitupun oxygen, serta rujukan dan langsung diantar ke RS agar dapat ditindaklanjuti oleh dokter di rumah sakit.
Emaridial Ulza selaku Sekretaris UHAMKA menuturkan “Uhamka pada usianya ke-64 ini selalu hadir di masyarakat. Kami memilih tema dalam Milad Uhamka kali ini adalah Menebar Peduli Dalam Keterbatasan Pandemi. Tentunya kami berharap Uhamka akan berupaya terus menebar kepedulian kepada masyarakat di masa pandemi hingga terus peduli kepada masyarakat selama Uhamka masih ada di muka Bumi”.