Oleh : Alvio Fadhill Ramdhani
Mahasiswa FEB Uhamka
Di era digitalisasi sekarang ini, berbagai aktivitas dan informasi dapat dengan
mudah dilakukan dan didapatkan melalui internet. Hal ini tentunya akan mempermudah
masyarakat dalam memulai, menjalankan, dan mengembangkan kegiatan serta inovasinya
agar mampu lebih dikenal secara luas. Salah satu manfaat dari perkembangan teknologi
ini adalah berkembangya platform jual beli melalui internet yang tidak mengharuskan
masyarakat untuk secara langsung datang ke toko atau biasa dikenal dengan e-commerce.
Berdasarkan data dari We Are Social pada bulan April 2021, Indonesia menempati
posisi pertama pada penggunaan e-commerce dengan presentase 88,1% dari seluruh
pengguna internet. Internetworldstats juga mengungkapkan bahwa jumlah pengguna
internet di Indonesia mencapai 212.354.070. Hal ini berarti bahwa sekitar 187 juta
pengguna internet melakukan transaksi jual beli melalu platform e-commerce.
Peluang tersebut tentunya dapat diambil oleh masyarakat yang ingin memulai dan
mengembangkan bisnisnya. Namun, yang seringkali menjadi pertanyaan dalam memulai
bisnis adalah tentang seberapa banyak modal yang dibutuhkan. Dari berbagai macam
teknik penjualan, Dropship merupakan suatu sistem penjualan yang tidak memerlukan
modal (uang) yang cukup besar atau bisa dikatakan sangat minim dibandingkan dengan
teknik penjualan lainnya. Sebab, dropshipper hanya perlu memasarkan produk yang sudah
disediakan oleh pemasok kepada pembeli tanpa perlu memiliki stock barang. Barang dagangan serta proses pengiriman juga akan diurus oleh pemasok. Dalam hal ini, seorang
dropshipper bertugas untuk menerima pesanan juga pembayaran dari pelanggan dan
meneruskannya kepada pemasok.
Di samping minimnya modal yang diperlukan dalam teknik ini, tentunya juga
terdapat beberapa kekurangan seperti margin yang rendah, tidak bisa melihat kualitas
produk secara langsung, juga kesalahan dalam pengiriman barang.
Terlepas dari itu semua, teknik bisnis ini sangatlah cocok bagi mereka yang ingin
memulai bisnis tetapi ragu karena akan mengalami kerugian yang besar. Sebab, hanya
bermodalkan internet dan smartphone serta memahami teknik pemasaran yang baik,
masyarakat dapat memulai bisnisnya dan dapat mengatur waktu penjualannya yang
sangat fleksibel.