Sabrina Syifa Pratiwi
Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIKES Uhamka
Kini
BKPM telah mengungkapkan adanya virus covid dengan varian baru yang bernama
Omicron yang tengah menyebar di Indonesia. Menurut penemu vaksin astrazeneca,
kasus virus omicron ini lebih berbahaya dari yang sebelumnya, bahkan menurutnya
pandemic yang akan tejadi lebih lama dan buruk dari sebelumnya.
Setelah
meneliti Omicron, beberapa peneliti pun menjadi goyah dengan optimisme mereka
yang beranggapan bahwa tahun 2022 dapat berganti menjadi Endemi yang konteks
sebelumnya adalah Pandemi. Masyarakat pun Kembali merasa resah dan khawatir
terhadap varian baru yang satu ini. Ditambah lagi dengan kabar penerapan PTM (Pembelajaran
Tatap Muka) 100% pada siswa sekolah di Indonesia. yang dimana siswa diwajibkan
melakukan PTM selama 5 hari dengan waktu belajar 6 jam per hari dengan metode
sesi.
Menurut
wakil ketua komisi X DPR RI, Pembelajaran Tatap Muka merupakan salah satu jalan
untuk mengembalikan produktivitas Pendidikan, karena pelajar Indonesia sudah
memasuki tahun ke 2 Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan memiliki dampak learning-loss
yang sangat besar. Bahkan hetifah mengatakan bahwa kemampuan literasi anak SD kelas
1 tertinggal 6 bulan atau jika di numerasikan setara dengan tidak belajar
Selama 5 bulan. Hal tersebut lah yang memantapkan hetifah mengatakan bahwa PTM
harus dilakukan.
Tentu
pernyataan tersebut menuai pro dan kontra dari orang tua murid dan siswanya.
Ada Sebagian orang tua yang menginzinkan anak anak nya melakukan PTM dengan
beralaskan karena anaknya telah di vaksin. Dan ada Sebagian orang tua yang
tidak mengizinkan karena masih khwatir dan resah dengan adanya varian omicron
yang lebih berbahaya dari varian sebelumnya.
Menurut
saya, PTM ini harus tetap diberlangsungkan tapi tidak 100% karena risikonya
yang cukup berat. Mungkin akan tetap ada PTM tetapi dengan meminimalisir jam
pelajaran dan pertemuan. Selain itu, sekolah dan orang tua murid harus saling
bekerja sama. Sekolah harus mencontohkan dan menerapkan protocol Kesehatan yang
kuat dan orang tua bisa membantu dengaan menyediakan alat yang sesuai dengan
protocol kesehatan