Oleh
: Malida Nur Hamidah
Mahasiswa FEB Uhamka
Membahas
dan mendalami defenisi manajemen konflik, tentunya tidak dapat dilepaskan dari
kerangka awal mengenai defenisi manajemen itu sendiri. Pemahaman tentang
manajemen merupakan hal yang sangat serius mengingat substansi utama dalam
menangani konflik adalah pengelolaanya, sementara proses pengelolaan konflik
adalah manajemen itu sendiri. Sehingganya, dipandang perlu untuk memberikan
pengantar awal mengenai pengertian dan defenisi dari manajemen secara teoritik,
defensi ini akan menjadi landasan dalam membangun kerangka konseptual secara
holistik mengenai pengertian manajemen konflik secara komprehensif. Pentingnya
pemahaman yang baik mengenai defenisi manajemen menjadi syarat yang penting.
Sebab defenisi tersebutlah yang akan mengarahkan secara perlahan demi perlahan
sampai pada satu kesadaran tentang bagaimana seharusnya konflik tersebut diolah
dan disikapi.
Manajemen
pada dasarnya bukanlah hal yang asing bagi kita sebab hampir disetiap kegiatan
keseharian, selalu bersentuhan dengan aspek-aspek manajemen, baik hal tersebut
disadari maupun tidak disadari. Hampir disemua akifitas keseharian, kita selalu
memerlukan manajemen karena tanpa manajemen yang baik maka bisa dipastikan
kegiatan yang kita lakukan tersebut akan tidak beraturan, dan tidak dapat
mencapai target yang diinginkan. Pentingnya peranan manajemen dalam sendi-sendi
kehidupan manusia, terlihat dari luasnya cakupan disiplin ilmu manajemen
misalnya saja manajemen bisnis, manajemen keuangan, manajemen rumah tangga dan
lain-lain. Hal ini menunjukkan secara jelas dan terang bahwa manajemen selalu
menjadi prasyarat inti yang dibutuhkan dalam rangka menjawab kebutuhan akan
keteraturan hidup yang berdampak pada ketercapain tujuan yang telah ditetapkan
dan telah direncanakan.
Manajemen
konflik merupakan proses, sama halnya dengan perencanaan kota merupakan proses.
Minnery juga berpendapat bahwa proses manajemen konflik diawali dengan
perencanaan kota, hal ini merupakan bagian yang rasional dan bersifat normatif,
artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik perencanaan kota secara terus
menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif dan
ideal. Sama halnya dengan proses manajemen konflik yang telah dijelaskan
diatas, bahwa manajemen konflik perencanaan kota meliputi beberapa langkah
yaitu: penerimaan terhadap keberadaan konflik (dihindari atau
ditekan/didiamkan), klarifikasi karakteristik, struktur konflik, evaluasi konflik
(jika bermanfaat maka dilanjutkan dengan proses selanjutnya), menentukan aksi
yang dipersyaratkan untuk mengelola konflik, serta menentukan peran perencana
sebagai partisipan atau pihak ketiga dalam mengelola konflik. Keseluruhan
proses tersebut berlangsung dalam konteks perencanaan kota dan melibatkan
perencana sebagai aktor yang mengelola konflik baik sebagai partisipan atau
pihak ketiga. Manajemen konflik secara umum merupakan kondisi terjadinya
ketidak sesuaian antara nilai-nilai- atau tujuan yang ingin dicapai baik di
dalam diri sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain.
Manajemen
konflik terjadi karena beberapa hal. Salah satunya berikut: 1) adanya perbedaan
kepentingan; 2) adanya perbedaan pengertian/pemahaman; 3) adanya perbedaan cara
pandang; 4) adanya ketidakjelasan tujuan; 5) adanya perbedaan peraturan yang
dianut; dan 6) adanya perubahan situasi baru. Dan jika terdapat konflik
bagaimana cara kita untuk mengatasi konflik tersebut. Berikut beberapa cara
yang dapat kita gunakan : 1)Hindari Menyudutkan Satu Belah Pihak. Menjadi
seorang pemimpin dalam sebuah organisasi haruslah adil dan tidak memihak
siapapun. 2) Menjadi Mediator yang Bijaksana. 3) Mengambil Keputusan Bersama.
4) Melakukan Evaluasi.
Demikian
mengenai apa, mengapa dan bagaimana manajemen konflik itu dapat terjadi pada
suatu lembaga, organisasi atau perusahaan. Karena konflik yang terjadi pada
suatu organisasi sering tidak dapat dihindarkan maka kegiatan menseleksi
konflik manajemen yang kita butuhkan harus benar-benar konflik yang berdimensi
yang positif bagi pengembangan organisasi. Jika tidak, maka justru kita akan
tenggelam pada konflik itu sendiri sehingga maksud semula ingin mendinamisir
organisasi, tidak akan tercapai karenanya.
Daftar
Pustaka :
Mohammad As'ad, konflik cara mengaiasinya dalam
Perusahaan Masalah Tema kerja Th. 1988. FT. Asuransi Jiwa Seraya, cab Jawa
Tengah Selaian.
Dr. Hj. Siti Asiah T., MM (2017) “Manajemen Konflik
Teori dan Aplikasi” Gorontalo:PUSTAKA CENDEKIA
Muspawi Mohamad, “Manajemen konflik: upaya
penyelesaian konflik dalam organisasi”, Jurnal Penelitian Universitas Jambi
Seri Humaniora, Volume 16, Nomor 2, 2014: 41-46 ISSN: :0852-8349 ,
Juli–Desember 2014.g