Oleh : Rohani
Bahrudin
Mahasiswa
FEB Uhamka
Kendati akhir-akhir ini penularan pandemi Covid-19 telah
mulai menurun, namun sesungguhnya masyarakat patut tetap waspada. Dunia usaha
dan perekonomian yang mulai bernafas lega lantaran penurunan level Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), juga tetap siaga karena saat ini masih
dalam situasi yang ”unpredictable”.
Tanpa kita sadari, pandemi Covid-19 telah mentransformasi
banyak aspek kehidupan dan bisnis, termasuk dalam ketenagakerjaan. Bahkan
pandemi Covid-19 cenderung
mengakselerasi prediksi para pakar manajemen dan perilaku, tentang dunia usaha
dan tuntutan ketenagakerjaan.
Semula pakar manajemen memperkirakan bahwa perubahan
kualifikasi SDM masih memerlukan waktu lama, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa
pandemi Covid-19, kini telah terjadi percepatan
penerapan kerja di rumah, alias Work from Home, lewat sistem remote dan
mobile.
Menurut World Economic Forum, dalam dua tahun ke depan,
beragam profesi akan tergantikan oleh perkembangan teknologi.
Diperkirakan dalam perspektif Sumber Daya Manusia tidak kurang dari 75 juta
jenis job akan bermetamorfosis
Beberapa contoh disajikan World Economic Forum bahwa job-job
yang bersifat clerical, administratif dan transaksional rutin seperti entri
data, pembukuan dan penggajian, kesekretariatan, mekanik, pengantar surat akan
digantikan fungsinya oleh sistem Teknologi Informasi.
Satwika Ganendra, PT Angkasa Pura l Bandara Internasional
Adisutjipto Yogyakarta
Satwika Ganendra, PT Angkasa Pura l Bandara Internasional
Adisutjipto Yogyakarta
Oleh karena itu, sejak awal para pimpinan perusahaan patut
meningkatkan kualitas tenaga kerja, yaitu mengutamakan SDM yang piawai
menganalisis masalah secara cepat, antisipatif. Tetap berpikir optimis,
kreatif, inovatif dan inspiratif. Kendatipun di waktu mendatang beberapa job
akan musnah, namun perkembangan teknologi
akan menciptkan job baru
yang sesuai dengan tuntutan dunia
global.
Para pimpinan perusahaan, maupun Manager SDM perlu
memperhatikan dengan seksama, bahwa kebutuhan job baru dalam pengelolaan dunia
usaha membutuhkan karakter baru, skill, knowledge, attitude dan behavior baru.
Beberapa jenis profesi yang dibutuhkan perusahaan di masa
depan, antara lain Data Analyst, Scientist, Big Data Specialist, Digital
Transformation Specialist, Organization & Human Capital Specialist, Sales
and Marketing Profesional.
Persaingan usaha pasca pandemi, membutuhkan SDM yang
profesional, kompeten, dan memiliki soft
skills, sehingga tenaga kerja dalam level apapun mampu memberikan argumentasi yang bisa
dipertanggung jawabkan.
Diharapkan pimpinan perusahaan memiliki manager dan
karyawan kreatif dan adaptif untuk
meningkatkan kinerja organisasinya. Sehingga tercipta learning organization
yang lincah, transparan, kaya fungsi, dan tidak birokratis.
Transformasi Organisasi
Pada dasarnya, seluruh organisasi usaha memiliki fungsi
strategis dalam aspek pembangunan,
profit motive, dan pengembangan sosial. Oleh karena itu, saat di masa pandemi,
dimana pertumbuhan ekonomi kurang
menggairahkan, para pimpinan perusahaan seyogyanya menyusun strategi organisasi
yang adaptif terhadap perubahan, sekaligus breakthrough.
Seperti kita ketahui, pada saat bisnis menurun General
Electric dibawah kepemimpinan Jack Welch, justru membuat terobosan. Mulai
penyelarasan proses bisnis, penyesuaian struktur organisasi, sampai
pengembangan karyawan profesional berbasis kompetensi.
Talent Management
Para pimpinan perusahaan menyadari bahwa sebuah proses
transformasi organisasi, membutuhkan Talent Management. Yaitu pengelolaan
talenta Sumber Daya Manusia lewat program Human Capital Information System
(HCIS).
Apabila selama ini manajemen perusahaan masih terpaku pada aspek administratif dalam
mengelola SDM, maka Talent Management
diperlukan untuk pembinaan karyawan. Beberapa perusahaan yang mengabaikan potensi
dan pengembangan talent karyawannya,
dipastikan merosot kinerja dan daya saingnya.
Dengan semakin melandainya penularan Covid-19 yang diikuti dengan kebijakan melonggarkan
peluang bisnis, maka sesungguhnya hal tersebut juga merupakan kesempatan bagi
seluruh jajaran manajemen perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi.
Apabila suatu perusahaan
memiliki Corporate Culture dilengkapi Core Values untuk membangun
semangat kerja dan produktivitas SDM, maka pimpinan perusahan tidak akan terlampau
sulit beradaptasi dengan tuntutan job-job baru sebgaimana disampaikan dari
hasil kajian World Economic Forum di masa yang akan datang.
Lewat kebijakan pimpinan perusahaan yang memperhatikan
struktur organisasi dan sistem manajemen dengan seksama, maka dengan
sendirinya akan tercipta tenaga kerja
yang benar-benar berkualitas, kompeten dan profesional. Setiap SDM di
perusahaan merupakan human capital,
bukan human liability.