Serambiupdate.com Untuk transformasi pendidikan berbasis digital ke siswa madrasah, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan aplikasi Platform Belajar Mandiri (PMB).
Kominfo juga menyediakan penyimpanan Pusat Data Nasional. Di bawah naungan Kemenag, PMB dan Pusat Data Nasional ini ditujukan untuk menunjang implementasi kurikulum mandiri pada madrasah.
"Kominfo memberikan dukungan kapasitas storage government cloud, aplikasi, dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan nantinya. Kami dari sisi informatika akan memberikan dukungan pendampingan, bimbingan teknis informasi dan teknologi yang diperlukan," kata Johnny Gerard Plate selaku Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam siaran persnya, dikutip Minggu (10/4).
Menurut Plate, saat ini akselerasi transformasi digital nasional sedang dilaksanakan pemerintah yang fokus pada empat sektor strategis, yaitu infrastruktur digital, masyarakat digital, pemerintahan digital dan ekonomi digital.
"Keempat inisiatif yang digagas bersama saat ini, merupakan salah satu upaya yang dapat mendorong terwujudnya tata kelola pendidikan menengah berbasis digital. Guna melahirkan generasi bangsa yang berakhlakul karimah, serta memiliki kemampuan dan kompetensi yang relevan dengan perkembangan zaman," paparnya.
Aplikasi pembelajaran online terpadu berbasis cloud service adalah PMB itu sendiri. Sejak tahun 2021 pengembangan platform itu dimulai sebagai implementasi berbagi pakai berbasis cloud service sesuai amanat Perpres Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Di 50 sekolah, PMB menyediakan dukungan penyediaan aplikasi umum untuk digitalisasi sektor pendidikan sebagai pilot project. Proses belajar dan mengajar, baik di tingkat dasar, menengah hingga pendidikan tinggi dapat berlangsung secara daring melalui platform itu,
Tanpa perlu membangun aplikasi masing-masing, lebih dari 307 ribu sekolah dan lebih dari 83 ribu madrasah dan sekolah keagamaan lain memanfaatkan PMB.
PMB akan diterapkan pada 1.000 sekolah pendidikan keagamaan di seluruh Indonesia pada akhir 2022. EMIS (Education Management Information System), aplikasi versi kedua ini telah mengkonsolidasikan data dan aplikasi pendataan pendidikan keagamaan.
(DYL)