Oleh : Rahayu Fazriyani
Mahasiswa FEB Uhamka
Perasaan gelisah dalam hidup manusia tentu adalah perasaan yang wajar. Tetapi, untuk seorang remaja itu bukan lagi perasaan yang dapat dianggap sepele. Kenapa begitu? Tentu saja karna sebagian remaja belum bisa mencerna dan mengatasi perasaan gelisah itu dengan baik, meskipun sebagian remaja lainnya dapat mengatasinya dengan baik. Saat merasa gelisah seorang remaja akan melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak boleh dilakukan sama sekali, yaitu menyakiti diri sendiri atau dalam bahasa gaulnya sih disebut “Self-Harm”.
Self-Harm atau menyakiti diri sendiri itu merupakan suatu gangguan kejiwaan. Misalnya saja, remaja yang menyakiti dirinya dengan cara menyayat bagian lengannya, ada pula yang meminum obat2an seperti paracetamol dan lain sebagainya. Maka dari itu, kita harus bisa melakukan banyak hal untuk mencegah para remaja yang kehilangan akalnya setiap mempunyai masalah. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut. Salah satunya membuat seminar mengenai edukasi Kesehatan mental.
Tentu saja banyak hal yang menjadi faktor dari remaja yang sering menyakiti dirinya sendiri. Salah satunya adalah untuk melampiaskan emosi. Pemikiran sebagian remaja bisa dibilang masih pendek, dia belum tau bagaimana cara meluapkan emosinya sendiri, baik itu perasaan marah, sedih, depresi, cemas, putus asa, gelisah, dan lain sebagainya.
Selain itu, perasaan kesepian juga bisa menjadi faktor dari remaja yang menyakiti dirinya sendiri. Remaja yang kesepian, yang tidak punya tempat bercerita, tidak punya tempat untuk membuang keluh kesahnya itu akan sangat rentan untuk melakukan selfharm.
Karena hal itu lah, mengapa sosok orang tua itu sangat penting untuk menemani sang anak, yang sedang kesulitan untuk mengolah emosinya mereka. Hal sepele seperti, menanyakan kegiatan dia disekolah saja sudah cukup untuk mereka, agar mereka merasa bahwa mereka tidak sendiri, mereka bisa menceritakan hal-hal yang dicemaskan dalam kehidupan mereka kepada orang tua.
Para remaja harus diedukasi mengenai Kesehatan mentalnya, agar mereka tahu cara mengolah atau mengatasi emosinya mereka sendiri agar tak langsung melakukan hal hal yang tidak boleh dilakukan tersebut. Karena, jika mereka tidak bisa mengolah emosinya dengan baik itu akan berakibat buruk pada kesehatannya, pada pola pikirnya yang pasti akan menganggu pada kegiatannya sehari-hari seperti belajar, sekolah ataupun lainnya.
Jadi, untuk itu edukasi Kesehatan mental untuk anak-anak dan remaja itu sangat penting. Selain edukasi pada remaja, mengunjungi psikolog atau psikiater juga bukan merupakan hal yang buruk. Mengunjungi psikiater bukan berarti kita gila. Selain itu juga, lingkungan rumah harus mendukung kesehatan mental bagi anak remaja.