Serambiupdate.com - Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) kembali mengadakan Pembukaan Kegiatan Baitul Arqam Dosen Uhamka setelah dua tahun maelalui daring yang diselenggerakan oleh Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPP AIK) dengan tema Mengenal dan Mengabdi untuk Uhamka Berkemajuan di Aula Rusunawa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uhamka pada Senin (23/5).
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Prof Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka, Bunyamin selaku Wakil Rektor IV Uhamka, Muhib Rosyidi selaku Ketua LPP AIK, Irwan Baadilla selaku Master of Training (MoT), serta segenap dosen sebagai peserta Baitul Arqam.
Ketua Panitia, Totong Heri melaporkan bahwa sejatinya jumlah peserta sebanyak 46 peserta. Namun saat ini panitia sudah menghimpun sebanyak 20 peserta.
Ketua LPP AIK, Muhib Rosyidi, menuturkan bahwa kegiatan Baitul Arqam ini merupakan bagian dari proses karantina untuk mejalankan orientasi dan memberikan peluang kepada para dosen untuk menjadi dosen tetap di Uhamka.
“Kegiatan ini dinamakan Baitul Arqam karena kata Baitul itu artinya rumah, makanya kita harus menginap. Ini merupakan bagian dari proses karantina untuk menjalankan orientasi. Kegiatan ini memberikan peluang kepada para peserta 80 persen (dosen) menjadi dosen tetap di Uhamka. Dengan menginap itulah kita memikirkan kepentingan untuk kedepan. Kemampuan yang hebat itu harus diarahkan," ujarnya.
Secara umum, kegiatan ini menjadi basis utama karakter dosen di Uhamka, khususnya di perserikatan Muhammadiyah. Uhamka ini menjadi salah satu Catur Dharma yang memayungi dharma-dharma yang lain. Berbeda dengan perguruan tinggi yang lain dikenal Tri Dharma. Dosen menjalankan Tri Dharma di berbagai wilayah, yaitu pendidikan dan pengajaran melalui kuliah serta melakukan penelitian dan riset.
Rektor Uhamka, Prof Gunawan Suryoputro manyampaikan bahwa kegiatan Baitul Arqam ini penting untuk institusi serta salah satu syarat bagi calon dosen untuk menjadi dosen tetap.
“Ini salah satu syarat untuk bapak ibu menjadi calon dosen menjadi dosen tetap. Memang nanti ada syarat satu lagi yang dinamakan pekerti, bedanya kalau pekerti nanti bapak ibu akan diperkuat untuk mempelajari instrumen-instrumen pembelajaran, cara mengajar, menyusun kurikulum, menyusun rencana pembelajaran, pegangan desain materi dan sebagainya karena bapak ibu tidak semuanya dari FKIP,” tuturnya.