Oleh Rindah Aisyah
Mahasiswa FEB Uhamka
Bumi adalah salah satu planet yang terdapat banyak kehidupan, usianya sudah lebih dari 4,54 miliar tahun. Kian hari keadaanya makin memburuk disebabkan faktor alam serta faktor manusia. Bumi memerlukan perhatian yang serius dari semua penghuninya untuk menghindari ancaman kerusakan lingkungan. Banyak manusia yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi. Sehingga perlu tindakan yang nyata untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan yang makin merusak lingkungan.
Berbagai permasalahan lingkungan sering menjadi bahan pembicaraan yang tak kunjung usai untuk mendapatkan solusi untuk mengatasinya. Dari banyaknya jumlah plastik yang tersebar di darat maupun di laut, sumber air bersih yang mula langka di berbagai daerah, 64 dari 470 daerah aliran sungai mengalami kondisi yang kritis yang disebabkan oleh limbah domestik yang dibuang ke sungai, aktivitas manusia yang berdampak pada pemanasan global seperti penebangan hutan, serta emisi gas bahan bakar kendaraan, hutan-hutan mulai langka, gunung es di Kutub Utara mulai mencair.
Belum lagi masalah penebangan hutan, banjir, erosi, abrasi, serta berbagai pencemaran. Kini kerusakan hutan menjadi sorotan karena banyaknya penebangan liar hingga kebakaran hutan yang cukup luas hingga menganggu habitat didalamnya. Jika hal ini dibiarkan maka akan menganggu kestabilan ekosistem sekitarnya.
Pemerintah harus menegakkan hukum tanpa tebang pilih. Perlu dilakukan usaha untuk melestarikan lingkungan sekitar oleh Pemerintah Daerah setempat bergotong-royong dengan warganya. Masyarakat pun harus sadar tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan demi terciptanya kehidupan masa depan yang lebih sehat untuk anak cucunya kelak.
Maka dari itu supaya kerusakan lingkungan tidak terjadi secara terus menerus, manusia sebagai salah satu makhluk hidup turut menjaga dan melestarikan lingkungan ini. Masyarakat akan terlibat aktif untuk mejaga lingkungannya, jika pemerintah turut serta membantu dan memberikan dampak positif bagi mereka.