Serambiupdate.com Perkembangan internet yang semakin pesat berpengaruh pada pola pikir dan tingkah laku di masyarakat. Salah satunya oleh masyarakat Bekasi Utara dalam cara bertutur dan penggunaan bahasa. Melihat kondisi tersebut, sekelompok mahasiswa semester VI/A Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uhamka sebanyak enam belas orang menyelenggarakan penyuluhan bahasa sebagai bentuk pengenalan dan pembinaan kepada masyarakat di daerah Harapan Baru, Bekasi Utara, (Selasa, 12/7/2022).
Dilansir dari akun Twitter @txtdaribekasi oleh serambiupdate.com., pada bulan Juli 220 diketahui bahwa munculnya Bahasa Bekasi. Masyarakat di sana terbiasa menggunakan bahasa Jawa Campuran dan bahasa Bekasi untuk berinteraksi di kehidupan sehari-hari. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil observasi oleh Fatimah Ismi selaku Ketua Pelaksana ketika sedang survei dan perizinan tempat.
Hal tersebut yang melatarbelakangi mahasiswa menyelenggarakan penyuluhan bahasa di daerah Bekasi Utara yang mengusung tema "Pembinaan Ragam dan Serapan Bahasa Indonesia sebagai Wujud Kesantunan Berbahasa yang Arif pada Masyarakat Bekasi Utara”. Kegiatan ini direncanakan dan disiapkan secara terstruktur dan terarah bersama Ibu Indah Rahmayanti, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Penyuluhan Bahasa.
Kegiatan ini dilakukan secara sistematis yang dibuka oleh Sintia Haryani selaku pembawa acara sekaligus membagikan pre-tes kepada partisipan sebagai tolok ukur pengetahuan. Kemudian, Fatimah Ismi memberikan laporan ketua pelaksana dan disambung sambutan Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat yang disampaikan oleh Ibu Khusnul.
"Terima kasih banyak kepada mahasiswa PBSI Uhamka yang bersedia memberikan pengenalan dan penyuluhan bahasa di daerah kami. Saya bersyukur teman-teman mahasiswa peka dan peduli kepada kami. Semoga acara ini lancar dan sukses," tutur Ibu Khusnul selaku RT dalam sambutannya.
Memasuki acara inti, pemaparan materi terbagi menjadi dua sesi yang dipandu oleh Dina Souvanna Harianja selaku moderator. Sesi pertama mengenai Ragam Bahasa Indonesia yang dipaparkan oleh Hayya Nafia, Syifa Fadiyah, Nur Zakhya Nabilla, dan Pepi Sapitri. Kemudian, sesi kedua mengenai Serapan Bahasa Indonesia yang dipaparkan oleh Ananda Lestari, Amelia Ratna Sari, Vina Dwi Marlita, dan Afifah Farah Azzahra.
"Ragam bahasa ini timbul dari latar belakang penutur, baik melalui dialek secara regional hingga temporal dan pendidikan penutur berdasarkan tingkatan usia maupun jenjang pendidikan," ujar Nur Zakhya Nabilla dalam pemaparan materi Ragam Bahasa Indonesia.
Dalam pernyataannya, memantik Afifah Farah Azzahra sebagai pemateri kedua untuk mengangkat materi lebih khusus agar semangat partisipan menyimak materi tetap terjaga. Sebab partisipan didominasi oleh ibu-ibu sehingga Afifah berusaha menarik perhatian dan mencairkan suasana partisipan dengan melihat situasi dan kondisinya.
"Bukan hanya pakaian saja yang memiliki daya serap, tetapi bahasa juga terdapat kata serap. Bukan hanya satu saja yang perlu diingat, tetapi keduanya juga perlu diingat-ingat," tuturnya dalam pernyataan penutup dari pemaparan materi Serapan Bahasa Indonesia.
Berikutnya, sesi diskusi dibuka dan partisipan semangat untuk bertanya mengenai penggunaan bahasa dan bercerita mengenai pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Etik, "Kebiasaan seseorang menggunakan bahasa di sini berawal dari bahasa Jawa dari bahasa Ibu dan bahasa Bekasi pengaruh dari perkembangannya. Maka dari itu, kami perlu beradaptasi secara mendalam untuk pembiasaan dan penerapannya," jelasnya.
Ketika pemateri bertanya kosakata yang sering digunakan oleh masyarakat Bekasi Utara, mereka melontarkan kosakata, seperti "antepin", "bae", "bagen", "bindeng", "bablas", dan "melek" yang sudah tak asing oleh lidah mereka. Jika memahami asal mula dan dasarnya, maka diketahui bahwa kosakata tersebut merupakan bagian dari ragam dan serapan bahasa Indonesia.
Kemudian, Dina Souvanna Harianja selaku moderator memberikan kesimpulan sekaligus membagikan pos-tes untuk melihat hasil proses materi yang diterima oleh partisipan. Kemudian, sesi permainan tebak gambar dan pembagian hadiah dipandu oleh Elinda Nur Rahman dan Amelia Ratna Sari seputar materi. Terakhir, penyerahan simbolis kepada Ibu Khusnul selaku Ketua RT, sesi foto bersama, dan acara ditutup kembali oleh pembawa acara.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan lancar dan dilakukan oleh mahasiswa untuk memberikan informasi seputar materi kepada masyarakat dan kontribusi dalam bidang bahasa Indonesia. Mahasiswa berupaya memberikan pengenalan, pemahaman, dan pembinaan kepada masyarakat di daerah Bekasi Utara melalui penyuluhan bahasa untuk mewujudukan kesantunan berbahasa yang arif dan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah diselenggarakannya kegiatan ini, mahasiswa mendapatkan pengalaman yang luar biasa untuk lebih mengetahui kebiasaan sekitar dalam penggunaan bahasa Indonesia dan berbagi ilmu yang dikuasainya kepada masyarakat di daerah Bekasi Utara. Hasil dari kegiatan penyuluhan bahasa ini, mahasiswa akan membuat laporan tertulis keseluruhan kegiatan dan video kegiatan yang diunggah ke kanal YouTube._Afifah Farah Azzahra