Oleh : Putri Apriani
FEB Uhamka
Akhir-akhir ini marak sekali terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang ada di media sosial. Banyak sekali terjadinya penyalahgunaan- penyalahgunaan media sosial yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Media sosial yang seharusnya dijadikan tempat untuk menambah wawasan tentang dunia luar, mencari komunitas yang berkaitan dengan hobi, pekerjaan, memperbanyak teman serta berbagi pengalaman kini menjadi semakin tercemar.
Bagaimana tidak, munculnya penyebaran berita hoax, penipuan, perundungan bahkan tak jarang video maupun foto yang tidak senonoh muncul di beranda kita. Tentunya hal tersebut sangat meresahkan serta merugikan bagi banyak orang. Tak jarang pula orang-orang memilih untuk tidak menggunakan madia sosial untuk mengatasi penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Yang jadi masalah adalah saat ini anak-anak di bawah umur dapat dengan bebas mengakses media sosial, bahkan tanpa didampingi orang tua. Mereka yang masih polos dan tak tahu mana yang benar maupun salah dengan mudahnya mencontoh bahkan meniru apa yang mereka lihat. Padahal belum tentu apa yang mereka tiru adalah hal yang baik dan benar, jika hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan efek kecanduan dan bisa jadi akan berdampak bagi masa depan anak tersebut.
Untuk mengatasi penyalahgunaan media sosial bisa kita mulai dari diri kita sendiri, seperti jangan terlalu percaya dengan orang yang baru kita kenal, sebisa mungkin untuk tidak menunjukkan hal-hal yang bersifat privasi.
Media sosial diciptakan sebagai sarana komunikasi untuk menghubungkan antar pengguna dengan cakupan yang luas, malah menjadi akar dari kejahatan. Media sosial yang diharapkan sebagai tempat kita untuk menambah wawasan, malah banyak sekali berita-berita hoax yang menyebar. Media sosial yang diharapkan bisa menjadi ajang kita untuk berkreasi, malah dijadikan bahan untuk merundung.
Media sosial yang kita gunakan bisa berdampak positif maupun negatif, tergantung bagaimana cara kita menggunakannya.