"Pendidikan pada dasarnya bertujuan tidak hanya untuk membangun kecerdasan
intelektual, tetapi juga bertujuan membangun kecerdasan emosional," kata
Prof Sagaf dihubungi dari Palu, Rabu.
Sagaf mengatakan, dengan membentuk kematangan generasi muda untuk pengendalian
diri.
Maka perlu diajarkannya pendidikan emosional, moral, kepada peserta didik pada
semua satuan pendidikan.
Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan karena pendidikan moral dan
emosional menjadi penyeimbang, di tengah derasnya pengaruh dari dampak
globalisasi dan pergaulan sosial.
"Saatnya kita harus membentuk generasi muda yang tidak hanya memiliki
kecerdasan intelektual, tetapi juga memiliki
kecerdasan emosional, spiritual dan moral," ungkap Sagaf yang juga
Rektor UIN Palu.
Sagaf mengakui bahwabanyaknya generasi muda yang terjerumus pada hal-hal
negatif, seperti tawuran, perkelahian, mengonsumsi minuman keras dan narkoba,
yang menjadikan satu bencana sosial, dan berdampak pada pembangunan yang
diselenggarakan oleh pemerintah di masa kini dan akan datang, jika tidak segera
dicegah dengan mengoptimalkan pendidikan moral, emosional, spiritual kepada
siswa.
Maka, kata dia, pendidikan adalah solusi yang paling baik, untuk membangun
kecerdasan intelektual dan emosional.
Dalam konteks itu, menurut dia,dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
seorang pendidik, harus mampu mengintegrasikan setiap pembelajaran dengan
pendidikan emosional/moral.
Di samping itu, sebut dia, pendidikan mengenai kearifan
lokal dan pendidikan agama harus lebih digencarkan dan dioptimalkan dalam
proses pembelajaran.
"Sejak dini, siswa dan siswi sudah harus diajarkan mengenai baik dan
buruk, baik itu menurut kearifan lokal atau agama. Di sinilah tugas dosen atau
tenaga pengajar mengintegrasikan muatan pembelajaran," sebutnya.
DYL_RPH