"Pendidikan berkualitas adalah memastikan peserta
didik mengalami kemajuan belajar sehingga lebih kompeten dan berkarakter,"
ucapnya dalam webinar bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bertema
"Tren Pendidikan Masa Depan: Peluang dan Tantangan" diikuti di
Jakarta, Selasa (4/10).
Dirinya menjelaskan hal ini pendidikan berkualitas
yang adil bagi semua ada dalam kebijakan pendidikan yang juga termasuk dalam
Sutainable Development Goals (SDGs) keempat
Kemendikbudristek merumuskannya dalam Profil Pelajar
Pancasila yaitu, Pendidikan berkualitas berfokus pada pengembangan kompetensi
dasar dan karakter siswa.
"Kita punya rumusan namanya Profil Pelajar
Pancasila, itu merupakan dimensi dari kompetensi dasar dan karakter yang ingin
kita tumbuh kembangkan melalui pendidikan," jelasnya.
Selanjutnya, Anindito menjelaskan kesempatan menikmati
pendidikan berkualitas harus dirasakan oleh semua murid merupakan aspek kedua
dari tujuan Merdeka Belajar yang berbentuk keadilan
"Terlepas dari mana dia tinggal di Indonesia,
terlepas dari agama, latar belakang budaya, dan sosial ekonomi dia,"
ucapnya.
Mantan peneliti Pusat Studi
Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) ini, mengatakan alasan Kemendikbudristek
memfokuskan pada pengembangan kompetensi dasar dan karakter karena pendidikan
di Indonesia sudah lama mengalami krisis belajar dan tidak membaik dari tahun
ke tahun.
Karakter pendidikan di Indonesia ynag sudah mengalami
krisis belajar dan tidak membaik dari tahun ke tahun, hal tersebut yang membuat
Mantan peneliti Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) ini, mengatakan
alasan Kemendikbudristek memfokuskan pada pengembangan kompetensi dasar dan
karakter
Dari data PISA (Programme for International Student
Assessment) yang ia kutip, sampai 20 tahun terakhir menunjukkan kecakapan dasar
hasilnya masih stagnan, seperti kemampuan memahami bacaan, kemampuan
menyelesaikan problem menggunakan matematika sederhana dan kemampuan menalar
secara ilmiah.
"Hanya sekitar 30 persen siswa kita yang memenuhi
standar minimun kemampuan membaca, problem solving matematika dan literasi
sains. Itu tidak bergerak sejak 20 tahun terakhir. Setelah pandemi krisis
belajar menjadi semakin parah," ucapnya.
Kurikulum Merdeka memiliki tiga kelebihan yang dapat
mendukung pemulihan dari krisis belajar yaitu guru lebih fleksibel dalam
melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid, pembelajaran
berbasis pengembangan karakter dan soft skill, dan fokus pada materi esensial.
Kurikulum Merdeka memberi ruang lebih luas pada
pengembangan karakter dan kompetensi serta mendorong pembelajaran yang sesuai
dengan kemampuan siswa.
Dengan program regulasi dan berbagai intervensi yang
dilakukan pemerintah untuk mampu memantik transformasi di tiap-tiap satuan pendidikan
maka Program Merdeka Belajar bisa terwujud.
Transformasi tersebut berupa perangkat ajar seperti kurikulum, buku teks untuk daerah 3T
(Tertinggal, Terdepan, Terluar) yang sulit mengakses internet dan alat asesmen
kelas serta pengembangan sumber daya manusia yaitu mengembangkan kapasitas guru
dan kepala sekolah.
Kategori ketiga mengubah satuan pendidikan dengan
evaluasi dan penjaminan mutu sistem pendidikan, sedangkan terakhir adalah SDM
dari pemerintah daerah sebagai penerjemah regulasi dari pemerintah pusat.
"Selain program yang substantif, kita juga harus
menata regulasi dan tata kelolanya, infrastruktur teknologi dan sarana
prasarana dan mekanisme pendanaan," jelas Nino.
DYL_RPH