"Nantinya
akan kita lakukan redistribusir
dikarenakan ada kelebihan guru yang menumpuk di satuan-satuan pendidikan
tertent.," ujar Nunuk dalam webinar Sapa GTK, Minggu (9/10).
Dirinya
juga menambahkan, penumpukan terjadi untuk guru nonASN pada satuan pendidikan
tertentu. Dari 724 ribuan guru nonASN, tuturnya, hanya 490 ribu guru yang
memenuhi beban kerja.
"Dari
data kita, terdapat guru yang berlebih dan juga kekosongan guru dikarenakan banyak yang harus diredistribusi.
Kekosongan itu berjumlah 679 ribu lebih," jelasnya.
Selanjutnya
Nunuk mengungkapkan,lebih dari 319 ribu kuota Kemendikbudristek telah
mengajukan formasi guru ASN dengan jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK) untuk tahun 202 . Jumlah tersebut meningkat 143 persen dari
pengajuan sebelumnya yang hanya 131 ribu.
Dia
menuturkan, pada bulan Oktober hingga November 2022 akan dilakukan penuntasan
terkait penempatan guru ASN PPPK yang lulus passing grade (nilai ambang batas)
pada tahun 2021. Adapun sebanyak 193.954 guru
lulus seleksi PPPK, tapi belum mendapatkan formasi. "Ini pekerjaan rumah
kita bersama dan akan diselesaikan tahun ini dan tahun depan," katanya.
Nunuk
menjelaskan, saat ini Indonesia membutuhkan 2,4 juta guru. Menurutnya, jumlah
tersebut bisa dipenuhi dengan tersedianya guru ASN.
Dia menyebut bahwa sebanyak 97 persen Guru ASN PPPK lulusan tahun 2021 sudah
mendapatkan Nomor Induk Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (NI PPPK).
Dia mengimbau seluruh daerah untuk menyelesaikan proses penerbitan NI yang
dilanjutkan dengan proses penggajian.
"Berita
yang kita terima, masih banyak guru-guru yang mengeluh belum mendapatkan
gajinya. Saya sudah mengeluarkan surat edaran dan mohon ini segera
ditindaklanjuti," tandasnya.