"Jika
ingin menginternalisasikan ajaran budaya bersih dalam masyarakat adalah
melalui pendidikan," katanya di Jakarta, Minggu (16/10).
Ia
mengatakan internalisasi atau ajaran yang akan diwujudkan dalam sikap dan
perilaku ini, menurutnya akan lebih efektif jika diajarkan sejak dini seperti
pada anak usia dini.
"Anak-anak
sejak pendidikan usia dini diajarkan untuk
membiasakan atau dicontohkan budaya bersih," katanya.
Nia
juga mengatakan perilaku hidup bersih akan muncuk seiring dengan ajaran dan
doktrin mengenai kebersihan seperti mencuci tangan pakai sabun sedari dini
sampai dewasa.
Ia
juga berpendapat dengan adanya peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun ini,
pemerintah ingin menginternalisasi budaya bersih dalam masyarakat.Hal itu bisa
dimulai dari institusi kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas yang menjadi
contoh tempat yang bersih.
"Saya
kira tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah dengan adanya peringatan cuci
tangan pakai sabun adalah internalisasi budaya
bersih dalam masyarakat kita," ujar Nia Elvina.
Pemerintah
terus menggalakkan untuk rajin mencuci tangan dengan sabun karena bisa membantu
terhindar dari virus COVID-19 dan membiasakan budaya hidup bersih denga Peringatan
Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia yang diperingati setiap tanggal 15 Oktober
Dikutip
dari media sosial Kementerian Kesehatan, mencuci tangan pakai sabun dan air
mengalir selama 40-60 detik adalah cara efektif mencegah penyakit dan
penyebaran kuman.
DYL_RPH