"Keterbukaan
dan egalitarian menjadi kunci komunikasi. Anak jangan lagi dianggap tidak tahu
apa-apa. Apalagi saat ini pergaulan mereka sudah beralih ke dunia digital yang
sangat terbuka dengan akses informasi," ujarnya
Juri
Ardiantoro yang juga merupakan Ketua
Ikatan Alumni Universitas Jakarta (IKA-UNJ) itu menilai pola pikir orang tua
perlu diubah dengan tidak lagi menempatkan anak sebagai objek, melainkan
sebagai subjek, supaya terjadi dialog seimbang antara orang tua dan anak.
Juri
berpendapat, pendidikan dalam keluarga
harus didorong oleh lingkungan mendukung, terlebih bagi sebagian orang tua yang
intensitas pertemuannya dengan anak sangat kurang dikarenakan pendidikan
keluarga merupakan bagian dari tiga pusat pendidikan, yakni sekolah, keluarga,
dan masyarakat.
Dalam hal ini
dirinya menyatakan harus ada media lain selain sekolah
yang bisa menggantikan peran orang tua, seperti ketersediaan fasilitas publik,
tempat bermain, perpustakaan umum, dan bahan-bahan tontonan bersifat edukatif.
"Sehingga
asupan nilai-nilai dan kemampuan lain yang menjadi tugas keluarga tetap dapat
dipenuhi," ujar Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia itu.
DYL_RPH