“Langkah Kemendikbudristek
yang mencoba merangkul semua kalangan patut diapresiasi sebagai upaya menjaring
sebanyak-banyaknya dukungan publik terhadap pendidikan,” ujar Trubus.
Dirinya berpendapat, di era kemajuan digital dan perkembangan teknologi yang begitu pesat, beban memajukan pendidikan tidak bisa hanya bertumpu pada Kemendikbudristek. Apalagi, di saat yang sama, Indonesia masih dihadapkan pada ketimpangan pendidikan antara kota dan daerah.
“Indonesia butuh
transformasi besar, butuh leverage, lompatan untuk pemerataan dalam hal
pengetahuan. Pengetahuan di Indonesia saat ini hanya dikuasai wilayah tertentu,
dengan Merdeka Belajar cakupan akan lebih luas.” Jelasnya.
Keberadaan berbagai program
prioritas seperti Program Guru Penggerak, Program Sekolah
Penggerak, serta prototipe Kurikulum Merdeka diharapkan mampu mendorong proses
transformasi pendidikan di berbagai lini.
Dia berharap masyarakat
menyadari transformasi di bidang Pendidikan tidak bisa dinikmati dalam jangka
pendek. Oleh karenanya, ia pun meminta Kemendikbudristek untuk gencar
mensosialisasikan berbagai rencananya sekaligus meminta masukan dari para
pemangku kepentingan secara proaktif.
“Merdeka Belajar sudah
berada pada posisi yang benar, namun memang masih butuh banyak penyempurnaan
dan dukungan dari banyak pihak,” pungkas Trubus.
DYL_RPH