Nadhiana selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
menyatakan bahwa transformasi digital perlu masuk ruang belajar untuk mendukung
kemampuan anak berpikir kritis.
"Inovasi digital perlu buat pembelajaran sehingga
konsep Pelajar
Pancasila, salah satunya berpikir kritis, anak-anak dapat peluang terbaik
di berbagai model. Ini peluang yang perlu diikuti dalam menjawab kemajuan
teknologi, karena itu transformasi digital perlu masuk ke ruang belajar,"
ujar Nadhiana.
Hal itu disampaikan Nadhiana dalam Acer Edu Summit 2023:
Transformation Toward World-Class Education di Hotel Shangri-La, Dukuh Atas,
Acer Edu Summit 2023 mengupas dan membahas persoalan transformasi digital
pendidikan di Indonesia, Jakarta, Selasa (31/1).
Nahdiana menuturkan, ruang kelas khususnya juga butuh
sosok-sosok dengan kecakapan digital leadership untuk mendukung kemampuan
literasi dan numerasi.
"Butuh digital leadership juga, memimpin dengan mindset
transformatif di berbagai level, mendampingi lari anak kita yang kencang di
dunia digital. Ini juga upaya meningkatkan literasi dan numerasi,"
tuturnya
Dalam forum yang sama, Suharti selaku Sekjen
Kemendikbudristek mengungkapkan transformasi digital pendidikan perlu untuk
memastikan kualitas pendidikan bagi anak-anak se-Indonesia merata.
"Semua anak punya hak yang sama, dan kita perlu
memastikan kualitas layanan merata untuk semua anak. Hanya pendidikan
berkualitas yang bernilai bagi anak, mulai dari PAUD sampai SMA sederajat dan
perguruan tinggi," tuturnya.
Suharti mengatakan, transformasi digital memungkinkan buku
ajar sampai ke anak-anak di daerah dengan akses transportasi lebih sulit.
Namun, masih banyak PR yang perlu dilakukan.
"Dahulu, banyak biaya karena perlu dicetak, lalu
pengirimannya yang sulit, moda darat hingga air. Transformasi membuatnya lebih
mudah, tetapi tantangan bagi Acer untuk sediakan layanan di tempat terpencil
agar semua anak bisa punya akses yang sama dengan teman-temannya di tempat yang
pembangunannya lebih maju," tuturnya.
Sujarti menyatakan ada ejumlah transformasi digital bidang
pendidikan yang sedang dilaksanakan diantaranya rangkaian 22 episode Merdeka
Belajar.
"Kita juga dimudahkan dengan beragam platform untuk
memudahkan pengelolaan administrasi dan bantuan BOS di lebih dari 300.000
sekolah yang sudah memakai ARKAS dan SIPLAH," rincinya.
ARKAS adalah Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah,
sedangkan SIPLAH adalah Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah.
"Kemendikbudristek juga saat ini sudah sediakan bantuan
teknologi
komunikasi dan informasi di 72.000 sekolah," tuturnya.
DYL_RPH