Program
Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan salah satu program transformasi
pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan guru sebagai sumber daya manusia
yang berkualitas untuk memenuhi kondisi ideal pengajaran di Indonesia. Kondisi
idealnya adalah Prajabatan PPG berupaya menghasilkan tenaga profesional tingkat
pemula yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila, menguasai keterampilan dasar
mengajar, berorientasi pada pembelajaran bagi peserta didik, teladan yang
berkomitmen dan pembelajar sepanjang hayat, serta menerapkan prinsip-prinsip
dasar kepemimpinan. Arah kebijakan dalam pelaksanaan PPG Prajabatan adalah
untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan dan pemenuhan guru, baik secara
kuantitas dan kualitas, serta menghasilkan guru yang bersertifikat dan
profesional.
Seminar
bilateral ini merupakan hasil kerjasama antara Direktorat PPG dengan Program
Studi PPG UNESA. Pembicara yang hadir berasal dari para pemangku kepentingan
yang terlibat erat dalam pelaksanaan PPG Prajabatan dan perwakilan dari
konsorsium pendidikan guru negara Australia. Mereka adalah Direktur Jenderal
PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Paudasmen), Iwan Syahril selaku Dean, School of Education Western Sydney
University, Michele Simon selaku Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Dirjen GTK), Nunuk Suryani selaku Direktur Kelembagaan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen
Diktiristek), Lukman selaku Kepala Bidang Pembinaan GTK, Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur, Suhartatik, serta perwakilan Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya Anita Lie.
Dalam
sambutannya, Direktur PPG Temu Ismail menyampaikan bahwa sebelum
penyelenggaraan seminar, Direktorat PPG telah
melakukan kunjungan belajar ke Australia dalam program kerjasama
antara Ditjen GTK dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) dengan INOVASI.
Australia
merupakan negara mitra Indonesia yang memiliki visi yang sama untuk
meningkatkan kualitas pendidikan guru, khususnya dalam rangka program PPG
Prajabatan. Australia juga kaya akan keragaman sosial budaya dan reorientasinya
memasukkan kearifan masyarakat lokal dalam upaya membangun pendidikan guru yang
berkualitas. Di sisi lain, Australia memiliki tantangan dan kewajiban global
yang sama dengan Indonesia, yaitu minimnya tenaga pengajar dan rendahnya minat
generasi muda terhadap profesi guru.
Menurut
Temu Ismail, tujuan kunjungan tersebut adalah untuk melakukan studi lapangan,
mempraktekkan dan membandingkan praktik, baik program pendidikan
calon guru di Australia serta fokus mengembangkan pelaksanaan program pendidikan
calon guru di beberapa negara bagian Australia.
“Sebagai
tindak lanjut kegiatan kunjungan belajar tersebut Direktorat PPG
menyelenggarakan seminar bilateral ini untuk merumuskan lebih lanjut praktik
baik yang bisa diterapkan dalam tata kelola PPG,” ujarnya.
Direktur Temu berpendapat
bahwa kerja sama antara penyelenggara PPG dan Konsorsium Penyelenggaraan
Pendidikan Guru di Australia harus diperkuat untuk meningkatkan kualitas
pendidikan guru di kedua belah pihak.
Sementara
itu, Pro Vice-Chancellor International
Western Sydney University (WSU) Linda Taylor dalam pernyataannya mengatakan
bahwa pendidikan adalah fondasi terpenting untuk setiap perubahan sosial dan
Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam membangun masa depan
pendidikan.
WSU
memiliki rencana besar di Indonesia untuk mendirikan kampus WSU di Surabaya dan
saat ini sedang meminta persetujuan dari Kemendikbudristek. ”Di kampus itu
nantinya akan ada sebuah pusat pembelajaran terpadu bagi guru (center of excellence for teacher education).
Ini merupakan kesempatan bagi kita untuk bekerja sama antara kampus dan
pendidik dari Australia dan Indonesia untuk saling belajar satu sama lain,
berbagi tantangan, berbagi solusi, dan berbagai praktik baik,” ujarnya.
(Nanda/Dyl)