Serambiupdate.com Pemerintah akan memberikan 2.500 beasiswa kepada dokter dan tenaga kesehatan dalam dan luar negeri. Upaya ini untuk memenuhi kebutuhan dokter, spesialis dan beasiswa di Indonesia.
Saat ini, masih terdapat kekurangan dokter spesialis di
Indonesia yang mengakibatkan waktu tunggu pasien yang lama dan kesulitan
menjangkau dokter di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
minimnya jumlah produksi dan distribusi tenaga profesional yang tidak merata di
seluruh fasilitas kesehatan Indonesia
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril
mengatakan, akses masyarakat terhadap dokter sangat terbatas. Dengan subsidi
ini, pemerintah ingin menggenjot produksi dokter dan tenaga kerja berkualitas
untuk mengatasi kekurangan dokter.
“Diperlukan sistem yang baru untuk meningkatkan jumlah produksi dan upaya pemerataan dokter di semua kabupaten/kota di Indonesia,” ujar Jubir dr. Syahril seperti dilansir dari laman resmi Kemenkes, Jumat (31/3).
Pembaruan sistem dilakukan melalui perubahan SDM. Seperti
diketahui, Kementerian Kesehatan menginisiasi transformasi pelayanan kesehatan
dengan enam pilar, yakni pelayanan primer, pelayanan rujukan, pembiayaan
kesehatan, ketahanan kesehatan, SDM pelayanan kesehatan dan teknologi kesehatan.
Simplifikasi izin pendidikan kedokteran dalam mencetak jumlah
tenaga kesehatan yang cukup melalui konsep piloting
collegium based di enam rumah sakit akan dimulai Juli 2023.
“Transformasi memang tidak mudah, butuh kerja keras, cerdas,
sinergi, kolaborasi, termasuk keteguhan hati dalam memulai dan menjalankannya.
Hilangkan ego sektoral, kita sama-sama berpikir luas, jangka panjang, untuk
kepentingan masyarakat luas,” ucap dr. Syahril.
Kementerian
Kesehatan akan bekerja sama dengan LPDP untuk meningkatkan jumlah fellows dari semula 300 menjadi 600 pada
tahun 2022. Tahun 2023 akan ada 1.600 hibah, dan tahun 2024 akan ada 2.500
hibah spesialis dan subspesialis, termasuk beasiswa untuk lulusan luar negeri.
(Ika Rahmawati/Dyl)