Oleh : Elysia Dwi Shafira
Mahasiswa FEB UHAMKA
Pemerintah menyediakan program pengembangan kompetensi kerja yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja atau buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja, dan pekerja atau buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi. Kartu prakerja ini memiliki manfaat yang dapat dirasakan oleh para pekerja yang terkena dampak PHK akibat Covid-19. Program ini dapat membantu peningkatan ekonomi bagi individu untuk mendukung peningkatan kompetensi dan produktivitas bagi pekerja dan pencari kerja, serta sebagai modal untuk yang berwirausaha. Dalam program kartu prakerja ini pemerintah memberikan dampak yang positif bagi seluruh daerah di Indonesia baik di kota besar ataupun daerah terluar dan pedalaman. Adanya program ini yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan yang tersebar di wilayah Indonesia, Program Kartu Prakerja ini juga berkontribusi untuk meningkatkan ketahanan pangan, ketahanan finansial, dan inklusi keuangan para penerima secara signifikan.
Program ini sangat memanfaatkan teknologi yang ada, karena penerimaan dana dari kartu pra pekerja tersebut melalui e-wallet yang nantinya dananya bisa dicairkan system baru ini bisa diimplementasi secara online maupun offline. Biaya yang didapatkan bagi setiap individu yang mendaftarkan dirinya sebesar Rp4,2 juta mulai tahun 2023. Namun pada system untuk 2023 ini lebih difokuskan kepada peningkatan dan produktivitas Angkatan kerja, berupa biaya pelatihan secara langsung kepada peserta dan insentif secara pelatihan. Pelatihan yang diberikan berupa skilling, reskilling dan upskilling. Dengan adanya program ini sangat membantu bagi kelompok masyarakat ekonomi terbawah, karena menjadi model penyaluran bantuan secara tunai menggunakan penyaluran secara digital, tetapi tak ada pilihan bagi pengguna. Lewat Program Kartu Prakerja, Indonesia dinilai mengedepankan kemitraan dengan lembaga pelatihan, e-marketplace, portal kerja dan teknologi finansial untuk melayani jutaan warga.
Kartu Prakerja terbukti telah berhasil meningkatkan skill, meningkatkan kewirausahaan, atau mencari pekerjaan, sekaligus memberi bantuan sosial langsung menggunakan smartphone mereka. Program ini menjadi terobosan pemerintah untuk membuat masyarakat yang berstatus rentan memiliki akses ke layanan keuangan, sehingga mendorong inklusi keuangan untuk seluruh lapisan masyarakat. Namun pada system ini masih banyak kendala yang terjadi di dalamnya, seperti akses link yang susah di akses, penyesuaian nama di e-wallet yang akan digunakan sebagai wadah penerimaan dana tersebut menjadi kendala utama.
Banyak masyarakat yang merasa bahwa sistem ini sebagai pemberian harapan palsu kepada orang yang ingin mendapatkan biaya untuk modal membuka usaha sebagai mata pencaharian mereka. Akses yang diberikan oleh pihak kartu pra kerja ini belum sesuai dan sulit untuk digunakan bagi individu yang ini mendaftar, karena instruksi yang diberikan hanya dalam bentuk teks dan video saja, tidak ada admin dari social media pada program ini yang aktif membalas pertanyaan dan keluhan dari para pendaftar sehingga banyak yang merasa kecewa atas program baru ini. Sehingga manajemen dalam program yang dibuat ini sangat kurang, karena informasi yang diberikan kurang lengkap dan sistem yang dibuat tidak efisien dan efektif.
